Jakarta, Gatra.com - Peruri yang didirikan pada tahun 1971 merupakan hasil peleburan dari dua Perusahaan Negara yaitu Pertjetakan Kebajoran yang berlokasi di Jalan Palatehan dan Arta Yasa yang berlokasi di Dharmawangsa, di mana keduanya berada di wilayah Kebayoran Baru.
Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1991 Peruri memindahkan aktivitas produksinya ke Karawang untuk menciptakan suatu kawasan percetakan uang dan dokumen sekuriti yang terintegrasi dalam satu area seluas 202 hektar. Kepindahan aktivitas produksi tersebut menyisakan ruang-ruang yang idle dalam kurun waktu beberapa puluh tahun.
Merespons permasalahan tersebut, Peruri telah memiliki rencana optimalisasi aset sejak lama melalui beberapa konsep superblok namun belum terwujud karena beberapa kendala. Di satu sisi proses optimalisasi aset ini memiliki perjalanan yang panjang.
Dalam menanti proses persetujuan baru terhadap masterplan yang telah disusun, pada tahun 2019 Peruri telah mengangkat lokalitas dari area ini dengan pemanfaatan sementara beberapa area heritage melalui pembentukan M Bloc Space sebuah kawasan pusat kreativitas dan kegiatan anak muda dengan konsep adaptive reuse. Berbekal dari besarnya manfaat yang diperoleh dari pemanfaatan sementara area ini, Peruri kembali mengangkat lokalitas dengan cakupan yang lebih luas melalui pembangunan Kota Peruri untuk menghidupkan kembali ‘spirit’ Kebayoran Baru sebagai Garden City.
Empat bulan setelah pembukaan M Bloc Space, Indonesia dilanda pandemi yang telah mengubah cara pandang dan prioritas masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Di mana hal ini mengingatkan masyarakat untuk kembali memprioritaskan keharmonisan dengan alam dan kesehatan.
Hal ini berdampak pada perubahan total konsep yang tadinya berorientasi pada pemanfaatan bangunan fisik menjadi pemanfaatan ruang terbuka. Dengan dukungan dari Kementerian BUMN dan Pemprov DKI Jakarta, maka disetujuilah masterplan baru yang bertitik tolak dari pembangunan Urban Park atau Taman Kota Peruri.
Kota Peruri akan menjadi wajah baru dengan mengusung konsep pembangunan yang tidak masif melalui low density dan low rise development, serta tetap membawa pelestarian nilai-nilai cagar budaya di antara konsep bangunan modern.
Kota Peruri memiliki lokasi yang sangat strategis dikelilingi dengan beberapa fasilitas public transportation, di antaranya Terminal Bus Blok M, Halte Bus Transjakarta dan Stasiun MRT. Sehingga menjadikan kawasan ini masuk ke dalam kawasan TOD (Transit Oriented Development). Kota Peruri ke depannya akan menjadi pusat aktivitas yang mendorong pengunjung untuk menggunakan transportasi publik guna mendukung pengurangan emisi.
Kota Peruri merupakan sebuah kawasan terintegrasi yang terdiri dari tujuh zona aktivitas yaitu Peruri Office, Heritage Fine Dining and Resto, Urban Park, Art and Creative Gallery, Food and Beverage, MICE, dan Commercial Office. Kota Peruri mengusung empat prinsip perencanaan yaitu inklusif, dinamis, otentik, dan adaptive-reuse.
Salah satu zona yang terdapat di Kota Peruri adalah Urban Park atau yang disebut Taman Kota Peruri untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan ruang terbuka hijau di tengah kota Jakarta Selatan. Taman Kota Peruri menyumbang sebagian besar ruang terbuka hijau dengan total keseluruhan seluas 1,08 hektar yang akan menjadi salah satu sumber penghijauan di tengah Jakarta Selatan.
Pada Jumat (13/10), Peruri melakukan penanaman Pohon Sawo Kecik sebagai simbol aktivitas groundbreaking Taman Kota Peruri yang dilakukan oleh Direktur Utama Peruri Dwina Septiani Wijaya, Wakil Menteri BUMN I Kartika Wirjoatmodjo, dan Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
“Kami akan memulai pembangunan Kota Peruri, tidak dari peletakan batu pertama seperti yang biasa dilakukan dalam pembangunan gedung pencakar langit, namun dari penanaman pohon di Kota Peruri yang akan menjadikan ex kawasan industri ini memberikan 1,08 hektar area penghijauan serta wadah yang lebih luas bagi kegiatan kreatif warga kota Jakarta,” kata Dwina dalam keterangannya yang diterima pada Sabtu (14/10).
“Tidak seperti umumnya project pembangunan di mana kita baru dapat melihatnya setelah jadi, kami ingin melibatkan para stakeholder dalam prosesnya sejak awal melalui pemanfaatan area publik secara bertahap,” tambah Dwina.
Bersamaan dengan groundbreaking Taman Kota Peruri juga diselenggarakan acara Festival Peruri Hijau yang bertujuan untuk mengenalkan dukungan Peruri terhadap keberlanjutan lingkungan melalui pameran, fashion dan musik yang diselenggarakan pada Jumat-Minggu, 13-15 Oktober 2023. Festival Peruri Hijau terbuka untuk publik yang menghadirkan pameran karya seni dan festival musik yang didukung oleh M Bloc Festival.