Jakarta, Gatra.com– Shell Indonesia kembali menghadirkan Shell ExpertConnect, sebuah platform yang mempertemukan para ahli dan pemangku kepentingan di industri dengan berbagai latar bidang keahlian. Mengusung tema driving innovation to maximize productivity in agriculture, program ini membahas lebih lanjut berbagai tantangan, tren, dan alternatif solusi sektor pertanian di masa depan dalam meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan.
Vice President Sales B2B Lubricants Shell Indonesia, Edward Satrio mengatakan, Shell memahami bahwa sektor pertanian memegang peranan yang sentral untuk mendorong roda perekonomian Indonesia dan transisi energi.
"Inovasi produk pelumas dan services dari Shell yang mengadopsi teknologi sangat relevan untuk mendukung produktivitas dan efisiensi industri pertanian dan memberikan total value efisiensi," katanya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (20/10).
Baca juga: Shell Gandeng Pengusaha Lokal Bisnis SPBU, Ini Jumlah Investasinya
Menurut dia, hal ini juga sejalan dengan strategi Powering Progress Shell secara global dalam mempercepat transisi bisnis menuju net-zero emission pada tahun 2050. Shell senantiasa hadir sebagai mitra kerja para pelaku industri pertanian dengan inovasi dan teknologi yang mendukung peningkatan produktivitas.
Ke depannya, Shell ExpertConnect
akan menjadi agenda tahunan untuk mengumpulkan berbagai aspirasi pelaku usaha bertemu dengan inovasi dari pemerintah maupun pelaku lain di sektor tersebut untuk dapat menghasilkan solusi inovatif yang berguna bagi produktivitas industri tidak hanya agribisnis namun ke lebih banyak sektor lainnya di masa depan.
Shell ExpertConnect 2023 juga menghadirkan panelis dan pakar lainnya; yaitu Direktur Utama PT Austindo Nusantara Jaya Tbk, Lucas Kurniawan; VP
Technical Shell Indonesia, Farista Andi Kusuma; Ketua Bidang Riset dan Pengembangan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Dr. Dwi Asmono dan Chief Operating Officer PT Bukit Teknologi Digital, Endang Veronica.
Ketua Kelompok Pemasaran Hasil
Perkebunan Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Normansyah Hidayat Syahruddin, M.Eng.Sc, PhD. mengatakan, sektor pertanian Indonesia saat ini sedang berada pada kondisi yang sangat positif. Tentunya, hal ini tidak terlepas dari dukungan serta kolaborasi strategis dari berbagai pihak, termasuk sektor swasta.
"Kami sangat mengapresiasi acara Shell ExpertConnect yang selalu memberikan dorongan dan dukungan dari berbagai aspek untuk dapat menghadapi tantangan dalam industri pertanian di Indonesia. Tren positif ini harus terus dimanfaatkan," ungkap Normansyah.
Baca juga: Shell Mulai Garap SPKLU untuk Dukung Penetrasi Kendaraan Listrik Indonesia
Untuk itu, lanjut dia, pemerintah selalu terbuka untuk berbagai kerja sama agar dapat memperoleh berbagai solusi inovatif bagi tantangan yang ada. Normansyah menambahkan bahwa sektor kelapa sawit merupakan sektor paling strategis dan memberikan kontribusi secara signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
Baik dalam hal mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan ekspor, neraca perdagangan, dan menurunkan inflasi serta mensubstitusi bahan bakar fosil dengan energi terbarukan untuk memperkuat energi nasional.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip dari Direktorat Jendral
Perkebunan (Ditjenbun) Kementerian Pertanian yang bersifat sementara, nilai ekspor pertanian Indonesia selama periode Januari 2022 hingga Desember 2022 mencapai Rp640,56 triliun. Angka ini telah mengalami kenaikan sebesar 3,93% jika dibandingkan dengan Resiliensi Perkebunan Indonesia 2023 periode yang sama tahun 2021.
Subsektor perkebunan terus menjadi kontributor terbesar dalam sektor pertanian dengan menyumbang sekitar 622,37 triliun Rupiah (97,16%).