Jakarta, Gatra.com - Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya mengukuhkan Guru Besar teranyarnya. Kali ini, Guru Besar bidang Ilmu Mekanika Material dari Fakultas Teknik, Djoko Setyanto, dikukuhkan atas kontribusi keilmuannya di bidang industri manufaktur.
Dengan ini secara resmi Unika Atma Jaya menambah jumlah anggota Dewan Guru Besar menjadi 28 Guru Besar Tetap. Dalam prosesi pengukuhan, Rektor Unika Atma Jaya, Agustinus Prasetyantoko, mengatakan apa yang menjadi sumbangsih Djoko di bidang industri manufaktur adalah suatu kontribusi penting
“Apa yang dikembangan Prof. Dr. Ir. Djoko Setyanto bersama dengan Fakultas Teknik diharapkan dapat berkontribusi meningkatkan peran industri manufaktur menjadi penting kembali,” ungkap Agustinus dalam keterangannya, Jumat (24/11).
Industri manufaktur komposit polimer khususnya komposit GFRP di Indonesia, saat ini tengah berkembang di dunia konstruksi Indonesia. Ditengah tren tersebut, Djoko menyebut Industri Manufaktur Material Komposit Polimer di Indonesia wajib menjadi tuan rumah di negara sendiri.
Hal ini didasari bahwa industri nasional memiliki kelebihan dibandingkan pelaku industri dari manca negara. Kemampuan memberikan layanan keinjiniringan dengan kecepatan penyediaan material, dan perawatan yang cepat dan akurat sesuai karakteristik kebutuhan lokal menjadi satu kelebihan yang dimiliki pelaku industri nasional.
Selain itu juga kemampuan untuk proaktif dengan menawarkan produk-produk baru tanpa harus menunggu permintaan dari pengguna menjadi kelebihan yang ditawarkan.
"Untuk mendorong kemajuan industri manufaktur material komposit polimer di Indonesia, Perguruan Tinggi berperan untuk mengembangkan tenaga ahli yang terampil," jelas dia.
Dengan adanya kolaborasi perguruan tinggi dan industri, kurikulum yang ada di Fakultas Teknik, Djoko menyebut bahwa Unika Atma Jaya kini makin adaptif untuk memastikan bahwa program pendidikan tinggi selaras dengan kebutuhan industri. Upaya kolaboratif ini memastikan bahwa lulusan dibekali dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk berkontribusi secara efektif pada sektor manufaktur komposit polimer saat memasuki dunia kerja.
“Menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan tidak takut bersaing dengan perusahaan asing telah menjadi kenyataan yang senyata-nyatanya. Hal ini tidak hanya berlaku bagi industri manufaktur komposit polimer, namun juga berlaku bagi industri lainnya,” ungkap dia.