Home Lingkungan Ini Penjelasan Soal Pendekatan Lanskap dan Yurisdiksi CDP

Ini Penjelasan Soal Pendekatan Lanskap dan Yurisdiksi CDP

Pendekatan lanskap dan pendekatan yurisdiksi (PL/PY), sangat penting bagi lembaga keuangan dalam memenuhi komitmen keberlanjutan, meminimalkan risiko, dan memaksimalkan dampak positif terhadap sosial dan lingkungan. Pendekatan PL/PY, memanfaatkan kemitraan antara berbagai aktor, seperti perusahaan, lembaga keuangan, pemerintah, asosiasi, masyarakat setempat, dan masyarakat adat untuk memitigasi risiko dan memaksimalkan dampak.

Menurut Senior Manager Carbon Disclosure Project (CDP), Rini Setiawati PL/PY merupakan sarana untuk meningkatkan kinerja keberlanjutan secara signifikan melalui koordinasi, kolaborasi, dan pengawasan di tingkat spasial suatu lanskap. Untuk mengetahui PL/PY lebih lanjut, berikut wawancara tertulis Rini Setiawati beberapa waktu lalu:

 

Apa yang menjadi tujuan utama dari pendekatan Lanskap dan Jurisdiksi (PL/PY) dalam mengatasi deforestasi?

Pendekatan Lanskap dan Yurisdiksi (PL/PY) adalah konsep yang mulai digunakan oleh perusahaan dan Pemerintah daerah untuk meningkatkan kerja sama kolaboratif dan membantu mewujudkan beberapa tujuan berkaitan dengan pelestarian alam. Mereka melakukan ini dengan memahami konteks wilayah, mendorong terjadinya kerjasama, berbagi sumber daya dan pengetahuan, memanfaatkan kearifan lokal, dan mengembangkan inisiatif yang sudah berjalan.

Pendekatan lanskap juga bisa digunakan untuk mendukung dan meningkatkan implementasi solusi berbasis alam atau nature-based solutions (NbS), karena NbS bisa diimplementasikan pada tingkat lanskap (hubungan antara manusia dan alam) maupun yurisdiksi (atau kewenangan wilayah). Ketika diimplementasikan melalui pendekatan lanskap, NbS lebih baik diintegrasikan ke dalam ekosistem yang lebih luas, sehingga dampak yang dihasilkan dapat lebih luas bila dibandingkan dengan bila dilakukan secara terpisah. Hal ini memastikan bahwa solusi yang digunakan dalam sebuah lanskap (atau hubungan antara manusia dan alam) memiliki konteks yang spesifik, dipantau secara efektif, dan dalam hal pendekatan yurisdiksi (atau kewenangan wilayah), diimplementasikan dengan keterlibatan pemerintah.

 

Bagaimana keterkaitan perusahaan dengan PL/PY?

Perusahaan terlibat dengan PL/PY karena berbagai alasan, termasuk mengamankan komoditas yang berkelanjutan, restorasi ekosistem, dan meningkatkan kesejahteraan manusia. PL/PY memainkan peran penting dalam mendukung komitmen global terhadap alam dan merespon kebutuhan lokal melalui tata kelola yang adaptif dan multi-level. Sebagai contoh, PCI (ie Produce, Conserve and Include) Institute merupakan asosiasi non-profit yang mendukung strategi keberlanjutan negara bagian Brasil, Mato Grosso, dengan melibatkan pemerintah daerah, produsen, perusahaan pemasok, dan lainnya.

Sebagai tambahan, dalam pelaksanaan strategi ini, pemerintah dan perusahaan memiliki kesamaan dan bahkan saling melengkapi untuk tujuannya yang berkaitan dengan alam. Dengan mempertimbangkan realitas lokasi, kerjasama di antara mereka bisa mengurangi risiko. Bahkan mereka juga bisa bersama-sama mengatur besaran biaya, melakukan investasi untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dalam jangka panjang.

 

Mengapa PL/PY dianggap sebagai elemen penting dalam upaya menghilangkan deforestasi dari rantai pasokan?

Pendekatan ini penting karena mampu mengumpulkan sumber daya dari berbagi pemangku kepentingan utama, yang membuat pekerjaan menjadi lebih efisien dan terlokalisasi. Selain itu, pendekatan ini juga memungkinkan alokasi modal yang lebih fokus dimana dibutuhkan. PL/PY, jika berhasil diimplementasikan, dapat mengatasi masalah deforestasi yang bersifat sistemik, kehilangan biodiversitas, kemiskinan, dan mendorong pembangunan berkelanjutan pada skala lanskap atau yurisdiksi, yang biasanya tidak dapat diselesaikan oleh pelaku individu sendirian.

Investasi di bidang lingkungan hidup perlu ditingkatkan menjadi sekitar US$8,1 triliun pada tahun 2050, hampir empat kali lipat dari investasi saat ini. Investasi sebesar itu sangat diperlukan jika dunia ingin memenuhi target global untuk menghentikan perubahan iklim, membalikkan hilangnya keanekaragaman hayati dan menghentikan degradasi lahan. Sektor publik juga perlu menciptakan lingkungan kebijakan yang memberikan insentif bagi sektor swasta untuk berinvestasi pada pendekatan lanskap dan NbS dalam jangka panjang. Aliran pendanaan campuran, termasuk pendanaan dari pasar modal, dapat menyediakan sumber daya yang diperlukan agar inisiatif lanskap dapat memberikan hasil yang diinginkan dalam jangka panjang.

 

Apa peran utama aktor negara dan non-negara dalam bekerja sama dalam kerangka PL/PY?

Untuk mendapatkan gambaran umum mengenai peran semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam pendekatan lanskap atau yurisdiksi, silakan lihat halaman web 'Teori Perubahan' JA Resource Hub. Di tahap awal, semua pemangku kepentingan perlu mengartikulasikan tujuan dan mengembangkan rencana aksi bersamanya. Setelah itu, pemangku kepentingan dari pihak Pemerintah perlu mendorong terciptanya kondisi yang memungkinkan kesuksesan dari inisiatif ini, misalnya dengan membuat regulasi penggunaan lahan yang berkelanjutan, pembuatan strategi pengadaan yang berkelanjutan, serta fasilitasi lingkungan regulasi yang jelas.

Pelaku non-Pemerintah dapat mencakup berbagai macam individu dan kelompok, termasuk perusahaan-perusahaan pemasok hilir yang besar, komunitas lokal, masyarakat adat, pedagang atau pengumpul, lembaga keuangan, dan LSM atau organisasi nirlaba. Tentunya, peran yang diambil setiap kelompok ini akan bervariasi tergantung pada negara, wilayah, dan inisiatifnya. Silakan merujuk ke laman Teori Perubahan di atas untuk penjabaran lebih rinci mengenai tindakan yang dapat diambil oleh masing-masing kelompok ini seiring berjalannya inisiatif. Dalam konteks perusahaan misalnya, mereka bisa terlibat dalam inisiatif yang dilakukan dengan mendukung secara finansial. Pilihan lainnya, mereka juga bisa berinvestasi dalam bentuk waktu yang dihabiskan untuk mendukung implementasi aktivitas restorasi atau konservasi di lapangan.

 

Dari 238 pendekatan yang diungkapkan oleh perusahaan pada tahun 2022, mengapa hanya 116 yang dianggap kredibel, dan apa kriteria yang digunakan untuk menilai kredibilitas ini?

Terdapat peningkatan sebesar 300% dalam jumlah perusahaan yang mengungkapkan keterlibatannya dalam inisiatif PL/PY dari tahun 2021-2022. Karena PL/PY merupakan kerangka kerja yang masih baru, maka akan ada proses pembelajaran bagi para penyelenggara dan perusahaan pendukung sesuai praktik terbaik saat ini. Dengan mengumpulkan data mengenai keterlibatan perusahaan dalam upaya implementasi PL/PY melalui pengungkapan laporan tahunan, CDP dapat bertindak sebagai mekanisme akuntabilitas untuk membantu para pemangku kepentingan dalam meningkatkan kinerja inisiatif mereka.

Agar perusahaan bisa menyelenggarakan inisiatif secara kredibel, CDP telah menyusun sebuah makalah diskusi berisi uraian empat elemen kunci yang harus disertakan dalam laporan mereka untuk menunjukkan kredibilitas dari inisiatif mereka. Inisiatif ini harus menunjukkan bahwa tujuan dan tindakan tersebut memiliki dampak pada skala lanskap atau yurisdiksi, mencakup tujuan dan tindakan kolektif yang disepakati dan berlaku bagi para pemangku kepentingan terkait. Inisiatif mereka ini juga harus memiliki struktur tata kelola yang memungkinkan pelakunya bertemu secara berkala untuk ambil bagian dalam pengambilan keputusan seputar inisiatif tersebut.

Terakhir, inisiatif ini juga harus memiliki sistem pelaporan atau pemantauan yang transparan untuk melacak kemajuan tujuan dan tindakan implementasinya. CDP telah menyediakan sumber daya ini bagi perusahaan sehingga mereka dapat mengembangkan inisiatif-inisiatif yang kredibel untuk diungkapkan melalui CDP.

 

Bagaimana data PL/PY dapat digunakan untuk mengidentifikasi wilayah atau yurisdiksi yang paling rentan terhadap deforestasi?

Pada intinya, PL/PY melibatkan kerja sama pemangku kepentingan terkait dalam sebuah lanskap untuk mengatasi berbagai tujuan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang bersaing. Melalui berbagai pemangku kepentingan, diskusi partisipatif, pemahaman yang lebih mendalam mengenai risiko dan dampak yang ada pada bentang alam dapat diwujudkan. Dengan menawarkan platform untuk diskusi dan kolaborasi yang terbuka dan transparan, PL/PY dapat menghasilkan data sekaligus berbagi data yang berharga mengenai isu-isu sistemik deforestasi, area prioritas dan tindakan implementasi yang layak dengan dampak tinggi berkelanjutan. CDP memungkinkan data ini untuk dikumpulkan dan dibagikan.

 

Apa manfaat utama dari menggabungkan data hutan, negara, dan wilayah dalam satu halaman data?

CDP memiliki repositori data terbesar tentang apa yang dilakukan perusahaan dan pemerintah daerah terhadap PL/PY. Oleh karena itu, manfaat utamanya adalah berbagi data dan transparansi. Selain itu, hal ini dapat membantu membandingkan tingkat pengungkapan sektor swasta dan publik, menyoroti di mana kesenjangan yang ada dan solusi untuk mengatasinya.

Secara khusus, kita dapat membandingkan tindakan yang diambil perusahaan dengan tindakan yang dapat mendukung kebutuhan negara bagian dan daerah. Dari sini, kita dapat melihat bahwa sesuai dengan laporan yang diungkapkan, kedua sektor tersebut melihat bahwa PL/PY bisa digunakan untuk membantu meningkatkan implementasi dari prioritas utama mereka yaitu upaya 'mendukung restorasi lanskap' dan 'perlindungan jangka panjang'. Selain itu, baik perusahaan, pemerintha pusat maupun daerah memiliki alasan yang sama untuk terlibat sehingga bisa mendorong terjadinya kolaborasi.

 

Bagaimana perusahaan dapat lebih efektif terlibat dalam PL/PY dan memahami dampaknya pada lingkungan?

Mengungkapkan data inisiatif PL/PY akan memungkinkan Anda untuk memantau dan melacak kredibilitas dan efektivitas inisiatif Anda. Untuk pengantar tentang bagaimana perusahaan dapat mulai terlibat dalam lanskap dan yurisdiksi, kami menyarankan kursus online Keterlibatan perusahaan hilir dalam Lanskap. Memantau kemajuan dan mengevaluasi dampak lingkungan dari inisiatif lanskap merupakan hal yang sangat penting, dan alat seperti LandScale dan SourceUp dapat digunakan oleh para pemangku kepentingan lanskap untuk memantau dan melaporkan dampak lingkungan secara kredibel dari waktu ke waktu. Selain itu, staf CDP tersedia untuk berbagi praktik terbaik untuk terlibat dalam PL/PY dengan organisasi yang berminat.

 

Apakah ada contoh kasus sukses di mana pendekatan PL/PY telah berhasil mengurangi deforestasi dalam suatu wilayah atau yurisdiksi tertentu?

The Produce, Conserve, and Include (PCI) Institute, sebuah asosiasi nirlaba yang membantu implementasi pendekatan yurisdiksi dalam strategi keberlanjutan negara bagian Mato Grosso di Brasil, melaporkan penurunan deforestasi yang signifikan di Amazon dan Cerrado dalam laporan mereka Publikasi Pemantauan Target 2021. Seperti yang telah diungkapkan kepada CDP, Inisiatif lanskap Aceh, Indonesia yang difasilitasi oleh Earthworm telah melindungi lebih dari 8.000 hektar hutan pada tahun 2022. Juga diungkapkan kepada CDP, sebuah kolaborasi antara Earthworm, 3M, Mars, Nestle, dan Bangsa Tsay Keh Dene di British Columbia, Kanada, telah mendukung pendirian dua kawasan konservasi utama seluas lebih dari 100.000 ha.

 

Bagaimana masyarakat umum dapat berperan dalam mendukung implementasi pendekatan PL/PY?

Masyarakat umum bisa mendorong implementasi dan adopsi dari pendekatan lanskap dengan mengarahkan kebutuhan akan kolaborasi untuk fokus pada topik-topik terkait alam yang terhubung satu sama lain. Mereka juga bisa bisa melakukan hal yang sama dengan menuntut kerja sama antara perusahaan dan pemerintah melalui kemitraan khusus dalam konteks tertentu. Perseorangan juga bisa berkontribusi dengan menuntut produk yang mereka konsumsi agar diproduksi dan diperoleh secara etis, serta memastikan konsumsi dari perusahaan dilakukan sesuai dengan praktik berkelanjutan. Selain itu, mereka juga bisa mendukung perubahan kebijakan perusahaan yang menguntungkan komunitas dan masyarakat yang hidup di sepanjang rantai pasokan komoditas berkelanjutan mereka.

 

Apa tantangan utama yang dihadapi dalam menerapkan pendekatan PL/PY dalam praktiknya, dan bagaimana tantangan ini dapat diatasi?

Salah satu tantangan utama dalam melakukan implementasi ini adalah pergantian pemerintahan, karena kelangsungan implementasi bergantung pada sistem tata kelola yang kuat untuk menjaga kolaborasi jangka panjang dan dukungan finansial yang cukup untuk penyelenggaraan inisiatif ini. Di sisi lain, kesuksesan kerjasama yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan juga membutuhkan investasi waktu dan uang dari para pemangku kepentingan. Selain tentunya komitmen serta kemauan kuat dari para pemangku kepentingan untuk mendukung sebuah inisiatif, walaupun dukungan internal untuk melakukan kegiatan semacam itu bisa jadi sulit. Banyak perusahaan yang masih ada di tahap awal upaya mengatasi dampak deforestasi, sehingga mereka pun harus berkolaborasi dan berkomitmen pada pendekatan lanskap untuk memenuhi target lahan dan penyelenggaraan strategi pelestarian alam secara keseluruhan.

Meningkatkan kesadaran akan PL/PY dan potensi kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan merupakan fokus kerja CDP di bidang lanskap, serta organisasi-organisasi seperti Proforest, ISEAL Alliance, Tropical Forest Alliance, Rainforest Alliance, dan lain-lain. Alat pemantauan, panduan, dan penelitian telah dikembangkan untuk mendukung perusahaan, pemerintah, dan organisasi penyelenggara dalam upaya mendorong kolaborasi skala besar. ISEAL menawarkan sejumlah sumber daya yang bisa digunakan perusahaan untuk berinvestasi secara kredibel dalam kegiatan di tingkat lanskap dan yurisdiksi sekaligus melakukan klaim atas investasi mereka melalui joint position paper series.

Tropical Forest Alliance, Proforest, dan CDP telah berkolaborasi dalam menyusun serangkaian makalah khusus komoditas mengenai bagaimana perusahaan-perusahaan menggunakan PL/PY di areal produksi. Dalam hal ini, makalah pertama akan fokus membahas kakao dan memberikan rekomendasi bagi organisasi terkait tentang bagaimana caranya menggunakan pendekatan-pendekatan ini. Sedangkan untuk makalah komoditas tambahan sudah bisa dilihat melalui link berikut Jurisdictional Approach Resource Hub.

 

Bagaimana cara mengukur keberhasilan atau efektivitas dari implementasi pendekatan PL/PY?

Perusahaan dan pemerintah daerah harus memastikan bahwa kemajuan dan kinerja PL/PY bisa dilacak dengan baik. Sistem pemantauan yang efektif dan transparan terhadap PL/PY sangat penting untuk memastikan bahwa inisiatif yang dilakukan mampu memberikan dampak sesuai harapan, yaitu membantu mengidentifikasi keberhasilan, dan untuk menjadi dasar pengambilan keputusan kedepannya. Dari seluruh inisiatif yang diungkapkan pada tahun 2022 oleh perusahaan dan pemerintah, 90% mengaku menggunakan kerangka pemantauan yang dirancang khusus untuk inisiatif tersebut. 66% perusahaan melaporkan bahwa mereka telah membangun kerangka pemantauan dan telah membuat hasil pemantauannya terbuka untuk umum. Sedangkan dari sisi pemerintah, hanya 28% dari inisiatif pemerintah yang menggunakan kerangka pemantauan publik untuk mengevaluasi kegiatan PL/PY mereka.

Dalam rangka memberikan insentif bagi investasi jangka panjang yang terukur, kerangka pemantauan yang berdampak besar dibutuhkan agar bisa digunakan untuk mengumpulkan data dan berbagi wawasan. Perusahaan dan pemerintah daerah harus mengungkapkan laporan keberlanjutannya melalui CDP agar bisa dibantu dalam hal pelacakan dan promosi inisiatif PL/PY mereka. Selain itu, CDP juga bisa membantu mengkomunikasikan temuan-temuan dari kerangka pemantauan yang digunakan.

100