Home Pemilu 2024 Curhat ke Ganjar, Petani Tembakau Jombang Keluhkan Harga Cukai hingga Persoalan Impor

Curhat ke Ganjar, Petani Tembakau Jombang Keluhkan Harga Cukai hingga Persoalan Impor

Jombang, Gatra.com - Calon Presiden Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo bertemu dengan petani tembakau yang ada di Desa Bawangan, Jombang, Jawa Timur, Jumat (12/1) kemarin.

Dalam pertemuan itu, seorang petani tembakau bernama Winarno mengeluhkan kepada Ganjar mengenai kenaikan tarif cukai hasil tembakau dan impor tembakau yang masih massif marak belakangan ini.

"Ini Pak persoalan cukai tembakau, dan impor tembakau masih masif. Semoga hal ini bisa diatasi saat Bapak menjadi Presiden," kata Winarno.

Mendapatkan keluhan tersebut, Ganjar mengatakan bahwa persoalan cukai memang menjadi persoalan bagi petani tembakau setiap tahunnya. Permintaan petani tembakau yang tidak ingin cukai tinggi ini lantaran akan memberikan dampak bagi mereka.

“Sebenarnya ini sudah setiap tahun ya, permintaan para petani sebenarnya tidak tinggi, kalau peningkatan cukai tidak terlalu tinggi. Maka sebenarnya urutannya nanti soal produksi tembakau pupuknya, obat-obatannya, kalau hasil panennya bagus harganya bagus, produksinya bagus maka kebutuhan industri lokal bisa terpenuhi,” tutur Ganjar.

Dikatakan Ganjar, jika harga cukai tidak tinggi dan sesuai dengan keinginan petani maka impor tembakau pun tidak terlalu dominan. Sebaliknya, bila harga cukai naik maka petani akan mengalami kerugian. Sehingga, impor tembakau pastinya akan merebak dan dominan.

"Kalau itu bagus, harapannya impornya juga tidak banyak-banyak. Kalau itu bisa dilakukan maka petani akan mendapatkan untung yang baik seperti harga hari ini. Tapi kalau cukai naik, biasanya jatuh kepada petani,” tutur Ganjar.

Diakui Capres berambut putih ini, persoalan tembakau memang akan menjadi perhatian khusus baginya bersama dengan pasangannya, Mahfud MD.

“(Perlu) dilakukan penyeimbangan dan sebenarnya. Kalau konteks ini kita cukup sering berbicara dengan pemerintah pusat termasuk Menteri Keuangan, kita akan ikuti harga dan perkembangan untuk mengikuti produksinya khususnya tembakau impor,” kata Ganjar.

36