Tangerang, Gatra.com - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) bersama PT. OS Selnajaya Indonesia, menggelar seminar dan konsultasi kerja di Jepang bertempat di Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI).
Kegiatan dilakukan sebagai tindak lanjut kesepahaman tentang pengembangan SDM dibidang Pertanian.
PT. OS Selnajaya Indonesia bersama delegasi Kementerian Pertanian, Perhutanan dan Perikanan Jepang, Instansi Pengelola Pertanian di Jepang, dan National Chamber of Agriculture dan IDACA mensosialiasikan peluang kebutuhan SDM di Jepang pada sektor pertanian kepada SDM Politeknik Kementan melalui skema pemagangan jepang Specified Skill Worked (SSW).
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan Polbangtan/PEPI sebagai pendidikan tinggi vokasi memiliki peran strategis dan berada di garda terdepan, dalam mendidik generasi milenial menjadi tenaga terampil, professional, dan berdaya kompetitif tinggi, guna meningkatkan daya saing bangsa.
“Kami yakin Polbangtan bisa cetak petani milenial. Mari jaga kampus ini sebagai pencetak generasi pertanian modern dan milenial,” ujar Amran dalam keterangannya, Senin (22/1/2024).
Lebih lanjut, Amran mengungkapkan keberhasilan membangun sektor pertanian ini tidak hanya tergantung pada pemerintah saja. Keberhasilan pembangunan pertanian sangat bergantung pada kolaborasi bersama antara seluruh pelaku, baik pemerintah, swasta, praktisi, akademisi maupun masyarakat.
“Kita harus optimis dengan upaya dan strategi yang selama ini dilakukan oleh Kementerian Pertanian bersama dengan semua unsur pelaku pembangunan pertanian, Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia Tahun 2045 bukan hanya sebagai cita-cita semata, tetapi dapat terwujud,” tuturnya.
Dedi Nursyamsi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian mengungkapkan Jepang merupakan negara yang sangat terkenal dengan industri pangan dan pertaniannya. Sistem pertanian di Jepang mempunyai sistem kerja yang baik, dengan menggunakan teknologi yang canggih. Untuk menanam, menyirami, hingga memanen, petani Jepang telah dibantu dengan mesin. Namun di satu sisi, Jepang memiliki keterbatasan dalam hal sumber daya manusia (SDM).
“Hal ini tentunya menjadi peluang bagi Indonesia, melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan menyiapkan sdm yang siap untuk bekerja dan belajar di Jepang. Sebelum kita berangkatkan, mereka kita latih bahasa dan keterampilan lain khususnya pertanian baik melalui pendidikan vokasi maupun melalui pelatihan vokasi. Harapannya, ilmu yang didapat dapat diterapkan sekembalinya ke Indonesia” ujar Dedi.
Ida Widhi Arsanti, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian mengatakan Kementerian Pertanian telah menetapkan arah kebijakan pembangunan pertanian untuk mencapai kinerja yang lebih baik dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki, memanfaatkan teknologi modern, dan korporasi petani sesuai arahan Bapak Presiden.
Kegiatan seminar dan konsultasi kerja di Jepang merupakan upaya konkrit untuk mengembangkan kompetensi sumber daya manusida di bidang pertanian serta untuk mensinergikan program pengembangan sumber daya manusia dan kegiatan Para Pihak dalam pengembangan sumber daya manusia di bidang pertanian.
“Hadirnya para pejabat dari Kementerian Pertanian, Perhutanan dan Perikanan Jepang, Instansi Pengelola Pertanian Jepang serta dari National Chamber of Agriculture dan IDACA di PEPI ini diharapkan dapat melihat langsung performance petani milenial dan dapat memberikan peluang yang lebih besar kepada alumni Polbangtan, PEPI, SMK-PP dan petani muda untuk SSW di Jepang” ujar Santi.