Jakarta, Gatra.com - Galeri Indonesia Kaya bersama kelompok tari Padnecwara mempersembahkan pertunjukan tari bertajuk “Lelangen Beksan: Kusumaning Rat” yang diselenggarakan pada hari Sabtu (17/2/2024) pukul 15.00 dan 19.00 WIB di Auditorium Galeri Indonesia Kaya. Kisah Lelangen Beksan kali ini diangkat dari Serat Menak karya Empu Yasadipura pujangga besar Surakarta (1729-1803). Adapun Serat Menak Yasadipura adalah gubahan dari Hikayat Amir Hamzah yang berasal dari Kitab Melayu Klasik.
Lelangen Beksan adalah sebuah program yang menampilkan beberapa repertoire yang dipelajari Padneçwara. Lelangen berasal dari kata langen yang berarti mencerminkan keindahan, dan beksan yang merupakan sebutan kromo inggil untuk ‘menari ‘. Maka Lelangen Beksan dapat diartikan sebagai tarian yang indah.
Pada Lelangen Beksan yang ditampilkan kali ini di Galeri Indonesia Kaya, dalam rangka merayakan Imlek, Padneçwara dengan penata tari Rury Nostalgia dan penata gending Lukas Danasmoro menampilkan sebuah garapan yang berjudul “Kusumaning Rat”. Di dalamnya dipadukan kolaborasi tari Jawa dan budaya Cina.
Baca Juga: Suun dan In Cycle di Lawatari IDF Yogyakarta: Eksplorasi Gerak Tubuh dalam Konteks Keperempuanan
Pada pembuka ditarikan sebuah tari Jawa yang berjudul Tari Pamungkas yang dibawakan oleh tiga penari pria. Padneçwara berharap dengan menampilkan karya Kusumaning Rat, dapat mengajak masyarakat atau penonton untuk lebih mengenal budaya Jawa baik dari tariannya maupun dari sastranya.
“Semoga penampilan kami dapat menghibur, mengenalkan kebudayaan, serta mengingatkan kembali penikmat seni akan nilai-nilai kemanusiaan,” ucap Rury Nostalgia.
Pertunjukan “Lelangen Beksan: Kusumaning Rat” menceritakan kisah tentang dua perempuan yang memiliki kecantikan yang luar biasa, kecerdasan, kepribadian yang teguh dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan bernama Kelaswara, seorang putri raja Kelan, dan Adaninggar, putri dari Cina. Kedua perempuan mulia ini digambarkan memiliki keelokan dan kesungguhan mereka dalam menjaga nilai-nilai yang menjadikan mereka menjuluki “Kusumaning Rat” yaitu perempuan pilihan.
Ditarikan oleh tujuh orang penari perempuan, pertunjukan “Lelangen Beksan: Kusumaning Rat” menampilkan gerak luwes khas tarian jawa yang berpadu dengan penekanan kekuatan di beberapa bagian. Penggunaan properti kipas sebagai “senjata” dalam pertarungan antara Kelaswara dan Adaninggar menciptakan nuansa lain dalam cerita.
Kelompok tari Padnecwara merupakan kelompok tari yang didirikannya pada bulan Maret 1976. Nama Padnecwara diambil dari bahasa Sansekerta yang memiliki arti “permaisuri raja”, gabungan kata Padmi/padni dan Iswara menjadi sebuah inspirasi bagi Retno Maruti, sang pendiri kelompok ini.
Kelompok tari yang didominasi oleh penari wanita ini, tak hanya menghadirkan pagelaran di Jakarta, tapi juga di beberapa kota besar di Indonesia lainnya seperti Solo, Bali, Yogya. Padnecwara juga pernah tampil di Esplanade Singapore untuk menampilkan karya kolaborasi Retno Maruti dan Bulantrisna Djelantik yang berjudul Amazing Bedhaya-Legong Calonarang.
Baca Juga: Atandang, Ganda, dan Budi Bermain Boal: Tiga Pertunjukan Pertama Lawatari Yogyakarta
Dalam beberapa kesempatan, kelompok tari Padnecwara juga sempat menjadi duta Indonesia dalam ASEAN performing Art. Padnecwara tak hanya sekedar kelompok tari, namun juga sebuah media berkesenian yang telah membawakan karya-karya Maruti antara lain: Damarwulan, Roro Mendut, Savitri, Abimanyu Gugur, Palgunadi, Sekar Pembayun, Ciptoning, Kangsadewa, Dewabrata dan Suropati, Alap-alapan Sukesi, Kidung Dandaka, dan masih banyak karya istimewa lainnya.
Memasuki usianya yang 48 tahun, Padnecwara mengaku akan lebih menggiatkan pelatihan tari secara rutin yang sempat terkendala beberapa waktu lalu. Adapun Galeri Indonesia Kaya beberapa waktu ke depan akan menghadirkan beragam pertunjukan bertemakan tarian sepanjang Februari hingga pertengahan Maret 2024. Tema tari diambil untuk mendekatkan kembali aneka ragam tari tradisional yang ada di Indonesia ke hadapan para penikmat seni.
“Kami harap, pertunjukan hari ini dapat menginspirasi, meningkatkan minat dengan ragam tarian dan diterima dengan baik oleh para penikmat seni terutama generasi muda agar kedepannya para penikmat seni juga dapat menyebarkan semangat kecintaan mereka akan budaya Indonesia,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya.