Batam, Gatra.com - Kapal berbobot 23 ribu Gross Tonnage (GT) itu nampak sangar bersandar di Pelabuhan Batu Ampar, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, kemarin.
Di bibir pelabuhan yang sudah punya ship to shore (STS) crane bikinan Korea Selatan itu, Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi, nampak memandangi kapal kargo bermerk lambung MV SITC Hakata itu.
Pikiran lelaki 60 tahun ini pun langsung melayang jauh membayangkan seperti apa melejitnya ekspor-impor di Batam ke depannya.
Soalnya, yang selama ini barang-barang dari Batam musti mampir dulu di Singapura, mulai kemarin, sudah bisa Direct Call ke China. Shandong International Transportation Corporation (SITC) China yang langsung menangani. Bekerjasama dengan PT. Persero Batam.
Gara-gara sudah bisa mengirim langsung, ongkos tiap peti kemas yang diboyong dari Batam, pun lebih murah USD600 dari yang biasanya.
"Selain ekspor menjadi lebih mudah, pengiriman langsung ini juga otomatis berpengaruh kepada harga komoditas, menjadi lebih terjangkau. Ini tentu akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat," katanya.
Bagi Pelabuhan Batu Ampar sendiri, Direct Call ke China tadi menjadi pembuktian bahwa apa yang telah diupayakan oleh Rudi terkait Batu Ampar, telah nyata; menjadi pelabuhan bongkar muat peti kemas berstandar internasional.
"Jadi, bukan berapa jumlah kapal ke China, tapi gimana kita mempersiapkan barang untuk diberangkatkan ke sana dan daerah lain. Kalau barang semakin banyak, maka semakin banyak line yang kita buka," ujarnya.
Lelaki ini pun berharap seluruh perusahaan yang ada di Kota Batam memanfaatkan pelayaran Direct Call ke China ini, termasuk ke beberapa negara lain. Dengan begitu, biaya logistik akan lebih murah.
Rudi pun semakin bersemangat menyolek pelabuhan itu menjadi pelabuhan yang benar-benar mumpuni. Pelabuhan yang memang disenangi oleh para pebisnis dengan segala kemudahan yang ada.
"Kalau barang sudah ada, pelayaran ada, pelayanan tidak berbelit, orang akan makin senang memanfaatkan pelabuhan kita. Dengan begitu, target 2 juta TEuS per tahun akan bisa dicapai," lelaki ini optimis.
Direktur Utama PT. Persero Batam, Arham S. Torik yang ikut bersama Rudi di pelabuhan itu mengatakan, pelayaran langsung ke China bakal rutin sekali seminggu.
Tahap awal ini, MV SITC Hakata membawa 168 kontainer dari China ke Batam, lalu dari Batam membawa 100 kontainer milik Eco Green.
"Kedepannya, kita berharap jumlah ini lebih besar. Sebab kapasitas kapal mencapai 1000 TEuS. Artinya, kapal sepanjang 162 meter dengan lebar 26 meter ini bisa mengangkut 1.000 kontainer 20 feet," terangnya.
Sejauh ini kata Arham, pihaknya telah membangun komunikasi dengan sejumlah perusahaan. Hasilnya, kedepan akan ada 4 hingga 5 perusahaan lagi yang akan ekspor ke China. "Kita berharap tiap pekan ada peningkatan hingga kapasitas benar-benar penuh," ujarnya.
Abdul Aziz