Sukoharjo, Gatra.com – Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Dr Sofyan Anif bersama civitas akademik dan ribuan mahasiswa UMS menggelar aksi bela Palestina dan kutuk Israel di halaman Gedung Induk Siti Walidah UMS, Selasa (7/5). Aksi ini juga diikuti para mahasiswa dari luar negeri, seperti Palestina dan Yaman.
Dari pantauan gatra.com di lokasi, ratusan bendera Palestina dikibarkan oleh para peserta aksi. Tak lupa poster dan spanduk dengan berbagai tulisan turut dibentangkan, diantaranya bertuliskan 'Bela Palestina dan kutuk Israel', 'Free Palestina', 'Kita bersama Palestina'.
Rektor dan para petinggi UMS secara bergantian berorasi. Tidak hanya itu para perwakilan mahasiswa ikut berorasi dan membacakan puisi tentang Palestina. Peserta dari Palestina terlihat juga ikut berorasi.
Selain itu, mereka juga melakukan donasi penggalangan dana yang nantinya akan dikirimkan untuk membantu rakyat Palestina.
Salah satu mahasiswa, Nusa mengatakan, aksi ini merupakan sebagai wujud bela Palestina dan mengutuk Israel yang telah menjajah rakyat Palestina.
"Ini aksi untuk membela Palestina yang telah dijajah oleh Israel," ungkap mahasiswa Fakultas Farmasi UMS ini saat ditemui.
Nusa mengutuk keras tindakan kejam Israel terhadap rakyat Palestina. Banyak rakyat Palestina yang dibantai dan terluka akibat tindakan kejam Israel.
"Tuntutan jelas ingin agar Israel angkat kaki dari Palestina dan tidak menjajah lagi. Jadi aksi untuk menyuarakan hak-hak rakyat Palestina untuk segera bebas dari Palestina," ucapnya.
Sementara itu Rektor UMS, Dr Sofyan Anif, juga mengutuk keras Israel atas agresi serangan militer yang sangat tidak profesional kepada Palestina.
"Ini aksi damai bela Palestina sekaligus mengutuk keras kebiadaban Israel. Kita bicara Palestina-Israel bukan lagi perbedaan agama tapi sudah kemanusiaan, keadilan, dan kemerdekaan dalam berbangsa bernegara," kata Rektor.
Menurutnya hampir satu abad konflik Israel-Palestina tidak kunjung berujung. Hal ini tidak lepas dari misi Zionis Israel untuk menguasai Tanah Palestina.
Berbagai serangan, penindasan, pengusiran, dan pembunuhan dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina. Hingga saat ini, agresi dan serangan militer Israel terhadap warga Palestina merupakan serangan yang paling keji, biadab, dan brutal dalam sejarah konflik Israel dan Palestina.
"Korban terbunuh telah mencapai hampir 35.000 orang dan terluka mencapai lebih dari 77.867 orang, yang sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak," terangnya.
Rektor menambahkan tindakan yang dilakukan Israel terhadap Palestina justru mendapat pembiaran dan dukungan dari negara-negara seperti Inggris, Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat.
"Kami jelas mengecam sikap Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Jerman, dan negara-negara serta pihak-pihak lainnya yang terus memberikan dukungan dan bantuan terhadap Israel dalam agresi dan penyerangannya terhadap Palestina. Kami minta PBB untuk memaksa dan memfasilitasi perundingan dan gencatan senjata Israel dan Palestina," tandas dia.
"Kami juga minta Pemerintah Indonesia, agar tidak berpikir sedikit pun dan apalagi melakukan langkah-langkah politik untuk membuka hubungan diplomatik dengan negara agresor dan pelaku genocide Israel. Kami mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk terus memberikan perhatian serius terhadap perkembangan konflik Israel dan Palestina, dengan terus memberikan bantuan moral, material, dan spiritual terhadap perjuangan rakyat Palestina," pungkasnya.