Home Liputan Haji Kloter Pertama Tiba, 62 Ton Obat-obatan Siap Jaga Kesehatan Jemaah Haji

Kloter Pertama Tiba, 62 Ton Obat-obatan Siap Jaga Kesehatan Jemaah Haji

Madinah, Gatra.com- Jemaah Haji Kloter pertama tiba Ahad, 12/5. Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah menyiapkan 62 ton obat-obatan untuk menjaga kesehatan jemaah haji. Semua obat-obatan itu di datangan dari tanah air dan sangat pas untuk jemaah Indonesia.

Pengadaan obat di KKHI sudah memperhitungkan pola penyakit tropis dan menyesuaikan dengan tingkat jumlah kebutuhan. Obat-obatan 62 ton itu berasal dari stok tahun 2023, dengan tambahan kebutuhan obat di tahun 2024.

“Ada kebutuhan obat yang sifatnya vital dan esensial. Kalau vital itu ada penambahan sekitar 20 persen. Vital itu misalnya, jantung tambah 20 persen. Esensial cukup 5 persen. Esensial itu seperti vitamin,” kata Kasie Kesehatan KKHI Madinah, Muhammad Firdaus SKM. MT KKM, Sabtu (11/5) di Madinah, Saudi Arabia.

Di KKHI terdapat fasilitas ruang Unit Gawat Darurat (UGD) dengan 10 tempat tidur, ruang High Care Unit (HCU) dengan kapasitas 8 tempat tidur, lalu ruang rawat inap laki-laki dan perempuan yang masing-masing berkapasitas 18 tempat tidur. KKHI juga menyediakan ruang khusus psikiatri yang memiliki 8 tempat tidur.

“Ruang khusus psikiatri ini selalu terisi. Kasusnya macam-macam, ada gangguan jiwa,” ujar Firdaus.

Menurut dia, sebenarnya jemaah telah diskrining terlebih dahulu. Tetapi, faktor tekanan, cuaca yang panas, dan kondisi tidak nyaman membuat gangguan kejiwaan muncul.

Sementara itu, Kepala KKHI Madinah Dr Karmijono mengatakan, tahun lalu, jemaah haji yang dirawat di HCU mengalami stroke, shock hipokalemia (kekurangan kalium), dan shock kardiogenik. Hipokalimia bisa memicu detak jantung tak beraturan.

Hipokalemia adalah kondisi ketika tubuh tidak mendapatkan asupan kalium yang cukup. Artinya, kadar kalium di dalam darah lebih rendah daripada batas normal. Kalium merupakan mineral yang membantu membawa sinyal elektrik ke sel di dalam tubuh. Mineral ini berperan penting terhadap fungsi sel saraf dan otot.

KKHI menerapkan, jemaah dirawat maksimal 3x24 jam, kalua tidak ada perubahan dirujuk ke rumah sakit di Arab Saudi. “Tapi, itu pun tidak saklek kalau 1 x 24 jam kok tidak ada perbaikan dengan pengobatan yang diberikan juga harus dirujuk. Keselamatan pasien harus diutamakan,” ujar Karmijono.

72