Jakarta, Gatra.com – Mantan Bupati Tabalong dua periode, Anang Syakhfiani, mengatakan, saat ini Tabalong menjadi salah satu destinasi wisata di Pulau Kalimantan. Pascapandem Covid-19, angka kunjungan wisatan domestik dan mancangara mencapai sekitar 3 juta orang.
“Kunjungan wisatan luar biasa. Tahun yang lalu setelah pandemi 3 juta orang kunjungan ke sana, baik wisatawan domestik maupun asing. Sebelumnya enggak masuk hitungan,” ujarnya ditemui di Jakarta, Senin petang (13/5).
Ia menjelaskan, Tabalong mempunyai wisata alam yang menarik dan indah, di antaranya air terjun Lano, Tangkum, Riam Misi Salikung, dan lainnya. Ada juga Goa Liang Tapah dan Liang Kantin.
“Kemudia ada event-event budaya, meskipun di sana Dayak itu minoritas tapi seni budayanya yang ditonjolkan. Jadi tiap tahun itu ada event,” ujarnya.
Ia menyampaikan, peningkatan wisatawan tersebut setelah pihaknya menggulirkan program agar setiap desa mempunyai wisata yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BumDes). Ini didukung kebijakan dan dana desa.
“Dana desa itu kan ada kewajiban, menurut UU Desa, kalau UU yang lama 10% dari Dana Bagi Hasil itu untuk dana desa, makanya APBDes itu ada yang Rp4 miliar. Di atas Rp2 miliar semuanya,” ujar dia.
Salah satu dari penggunaan dana desa itu, yakni untuk membuat dan mengembangkan objek-objek wisata yang ada di setiap desa. Ini menambah pendapatan desa dan juga warganya.
Setelah purna tugas sebagai Bupati Tabalong selama dua periode, lanjut Anang, sudah ada sekitar 35–40 desa dari 121 desa yang mengelola objek wisata. Bahkan pada tahun lalu, tiga objek wisata di Tabalong mendapat penghargaan Anugerah Desa Wisata Idonesia (ADWI) Tahun 2023 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Adapun ketiga desa wisata dari Tabalong yang meraih ADWI pada Tahun 2023, yakni Penghargaan Ekowisata Desa Santu'un, Riam Bidadari Desa Lumbang, dan Taman Menanti Laburan Desa Padang Panjang. “Salah satu objek wisata yang dikelola BumDes itu terbaik tingkat nasional,” katanya.
Ia mengungkapkan, untuk mengembangkan objek wisata yang dikelola desa itu perlu regulasi lebih lanjut. Pasalnya, mayoritas objek wisata tersebut berada di kawasan hutan sehingga dana APBD Kabupaten Tabalong tidak bisa langsung digunakan untuk pengembangan objek wisata.
“Saya sudah bicara dengan Menparekraf, dengan Pak Budi Arie waktu itu masih Wamendes. Tapi belum ada tindak lanjut. Maksud saya, kalau APBD bisa masuk ke sana, objek-objek wisata ini bisa dikembangkan,” katanya.
Menurutnya, ini menajadi pekerjaan rumah Pj Bupat Tabalong untuk melanjutkannya. “Hampir semua objek wisata alam tadi itu ada di dalam hutan, jadi harus ada pinjam pakai dari pemerintah sehingga APBD kabupaten enggak bisa ke sana,” katanya.
Bukan hanya terbilang berhasil di bidang pariwisata, Anang juga berhasil meningkatkan dan memajukan Kabupaten Tabalong di sektor lainnya, di antaranya melalui program mencetak wirausaha baru dan tenaga trampil.
“Target saya di periode pertama itu 5 ribu, realisasinnya 7 ribu. Periode kedua saya targetkan 10 ribu, realisasinya 16 ribu. Nah, ini sekarang terjadi transformasi besar-besaran, dulu orang Tabalong yang tadinya konsumtif jadi produktif,“ ucapnya.
Selanjutnya, membuat program kredit dengan skema bunga 0%. Ternyata, ketika program tersebut di-launching kemudian tiba-tiba pandemi Covid-19 melanda. Kredit melalui BPR tersebut selanjutnya diberikan kepada para petani.
“Waktu Covid petani namam, jadi pangan kita terkendali. Begitu Covid selesai, itu yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi kita naik. Enggak ada persiapan,” katanya.
Berbagai upaya, di antaranya program di atas, membuat pertumbuhan ekonomi Tabalong mencapai 5,30% pascapandem Covid-19. Bahkan, lanjut Anang, kalau sektor tambang tidak dimasukkan pertumbuhannya mencapai 7%.
“Artinya, Tabalong ini sudah mengarah ke mandiri. Artinya, kalau sektor tambang ini sudah enggak ada, enggak masalah,” katanya.
Pria yang membawa Tabalong mendapatkan penghargaan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena melakukan penanganan terbaik Covid-19 ini, menyampaikan, karena Tabalong ini berada di ujung Kalsel dan jauh dari pemerintahan pusat maka kuncinya, di antaranya pada program yang dibuat pemimpinnya. “Kunci sukses pemimpin Tabalong itu harus kreatif,” ujarnya.
Sedangkan ketika ditanya soal kemungkinan maju dalam Pilgub Kalimantan Selatan (Kalsel) pada 2024, Anang menyampaikan, mudah-mudahan bisa terwujud.
“Mudah-mudahan akhir bulan [kepastiannya], masih dalam pendekatan. Saya tidak ingin mendahului,” kata pria yang kini aktif mengajar di Univeritas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin, Kalsel, dan salah satu PTS di Tabalong tersebut.