Madinah, Gatra.com- Pria paruh baya itu membenamkan wajahnya di samping lutut. Keringat sedikit membasahi wajahnya yang tirus. Ketika GATRA berusaha memayunginya dia menolak. Dia memilih membenamkan wajahnya semakin dalam disamping lutut dengan topi putih sedikit melindunginya dari sengatan Matahari "sejengkal" di atas kepala.
Itulah suasana shalat Jumat di rooftop Masjid Nabawi, 17/5. Rooftop merupakan sebuah atap yang memiliki permukaan datar dan biasanya dipakai untuk orang yang ingin bersinggah di atas bangunan tersebut. Rooftop ini biasanya berbentuk dek dari beton, dan banyak yang memanfaatkan keberadaan rooftop sama seperti dalam ruangan.
Lantai rooftop Masjid Nabawi berlapis marmer sehingga tidak panas meskipun Matahari menyengatnya. Di lantai atas Masjid Nabawi ada kubah-kubah dan teras yang berfungsi memayungi sebagai atap. Namun, saat shalat Jumat, jamaah membludak sehingga tidak tertampung di ruang beratap.
Sehingga sebagian besar jemaah harus ridha berpanas-panasan. Termasuk Mahdi, pria paruh baya yang berasal dari Iran itu. Mahdi rela bermandi sinar Matahari dan menolak dipayungi. Dia menyalami GATRA usai shalat Jumat, dan menanyakan apakah berasal dari Filipina.
GATRA menjelaskan dengan bahasa Arab sederhana sebisanya, ana min Indonesia. "Saya dari Indonesia," kata GATRA. "Oh, Andunusi," kata Mahdi. GATRA pun menanyakan nama dan asal pria itu. "Ma ismuka [Siapa namamu (laki-laki)]?" "Mahdi," katanya. Dan dia mengatakan berasal dari Iran.
Mahdi adalah satu diantara ribuan jemaah yang rela berpanas-panasan di rooftop. Selain itu masih banyak jemaah yang shalat di serambi masjid karena tidak kebagian tempat di dalam masjid. Askar (tentara penjaga) akan menutup masjid jika sudah penuh. Dan jemaah yang baru datang harus ridha shalat di serambi atau di atap masjid.
Masjid Nabawi memiliki luas sekitar 400 ribu meter persegi dan dapat menampung hingga 1 juta jemaah. Masjid ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas megah, seperti Kubah Hijau, Menara Bilal, dan serambi yang luas berpayung raksasa.