Madinah, Gatra.com— Raudhah menjadi idaman bagi jemaah haji karena tempat yang mustajab untuk berdoa. Tingkat ngidam terhadap Raudhah mungkin hanya tertandingi dengan kerinduan pada Rasulullah. Itu pula yang menjadi alasan umat Islam yang melaksanakan umrah maupun haji menjadikan Raudhah sebagai tujuan tempat ibadah.
Sebuah hadist mengatakan “Antara rumahku dan mimbarku terdapat taman di antara taman (Raudhah) di antara taman surga” . Hal ini menunjukan betapa mulianya Raudha. Jemaah haji dan umrah selalu antusias untuk berziarah dan bermunajat ke Raudhah.
Kuatnya keinginan ke Raudhah ini pun dirasakan Sakiyem binti Somo Sandim (62), jemaah haji berdarah Jawa yang tergabung di kelompok terbang (kloter) 5 Embarkasi Lombok.
Usai Salat Subuh di Masjid Nabawi, terlihat Sakiyem dari atas kursi rodanya celingak celinguk dan sayup terdengar “Kemana arah pintu masuk menuju Raudha?,"tanyanya kepada semua orang yang melindas di dekatnya.
Setelah beberapa orang menjawab dan menunjukan arah ke Raudha, tergopoh kesulitan dia coba gerakan kursi rodanya seorang diri tanpa pendamping. Mendapati hal ini, Tim Media Center Haji (MCH), Hikmah dan Ernawati menghampiri Ibu Sakiyem dan menanyakan keberadaan pendampingnya.
“Saya tadi datang ke Masjid diantarkan suami, cuma saya bilang ke suami untuk tidak perlu dijemput karena saya ingin ke Raudhah, meskipun saya belum tahu bagaimana caranya saya akan sampai ke Raudhah, tapi saya yakin pasti akan ada yang membawa saya ke Raudhah,” ungkapnya.
Ia melanjutkan ceritanya bahwa Ia sudah seminggu di Madinah dan belum ke Raudhah, ia takut nanti keburu beranjak ke Makkah dan belum ziarah serta menyampaikan titipan salam dari kerabat dan keluarganya kepada Rasulullah. Menurutnya sudah tiga kali buat janji dengan rombongannya, tapi belum terwujud.
Dia langsung mengiyakan dengan semangat saat Tim MCH menawarkan mengatarnya ke Raudhah. Ibu yang memiliki tujuh orang putra putri dan telah mempunyai sebelas orang cucu ini mengaku sangat bahagia dengan tawaran ini. Ia mengatakan bahwa awal keberangkatannya ia dalam kondisi sehat,setelah menempuh perjalanan jauh dan kondisinya yang tidak sehat, tetiba ia terserang sakit yang membuatnya harus membeli dan menggunakan kursin roda. Ia mengucapkan banyak terima kasih karena bersedia mengantarkannya ke Raudhah.
Sementara sembari mendorong kursi roda Ibu Sakiyem, sambil terus bersholawat perasaan berkecamuk dalam hati Hikmah dan Erniwati sebab selesai salat Subuh tadi keduanya berkeinginan ke Raudhah. Keduanya sedang menunggu jadwal ke Raudhah, “Masyaallah, Allah Maha Baik, langsung dimintakannya kita mengantarkan tamu Nya ke Raudhah, padahal sebenarnya Ibu Sakiyem yang mengantarkan kita menuju Raudha,” bisik Erniwati.
Kursi roda terus didorong mendekati pintu menuju Raudha, ketiganya mulai menangis tersedu menikmati kemudahan yang Allah berikan. Saat mulai antri masuk, dipersilakan menuju antrian khusus kursi roda, dilanjutkan kemudahan menuju tempat salat dalam Raudhah.
Tidak puas salat dan berdoa dari atas kursi roda, Ibu Sakiyem minta tolong dipapah sampai ke shap terdepan. Kami meninggalkan kursi rodanya dibaris belakang. Selanjutnya, masing-masing mengambil posisi untuk salat dan memanjatkan doa-doa, menikmati waktu berlama-lama bermunajat dan memohonkan Safaat Rasulullah di Yaumil akhir kelak.
Takjub akan skenarionya Allah, sebenarnya dua malam sebelumnya, empat orang jurnalis perempuan yang tergabung sebagai petugas di media centre haji (MCH) Daker Madinahn termasuk Hikmah dan Erniwati telah mendapatkan jadwal ke Raudhah di pukul 23.00 WAS (Waktu Arab Saudi). Saat tiba di Masjid Nabawi satu jam lebih awal, di salah satu sudut Nabawi bertemu dua orang jemaah lansia berbeda Embarkasi tersesat dan harus dibantu pulang ke hotel pemondokannya. Insiden ini membuat semuanya tiba di pintu antrian menuju Raudhah terlambat dan jatah masuk Raudhah bagi Jemaah wanita malam itu telah usai. Semua harus bersabar menunggu jadwal berikutnya keluar.
Pertemuan dengan Sakiyem membawa berkah tersendiri. Keinginan dan kerinduan Sakiyem menyampaikan salam kepada Rasulullah dengan mengunjungi Raudah akhirnya juga mengantar Tim MCH ke Raudhah.
Usai berdoa dengan hati bahagia, Tim MCH melakukan scan barkode pada kartu identitas yang dimiliki Sakiyem, terlihat Alamat dan lokasi hotel penginapannya. Lantas mengantarkan jemaah yang sehari-harinya menjual durian di kota Lombok ini langsung ke kamarnya di Hotel Zaza Regency untuk beristirahat.