Jakarta, Gatra.com - Peringatan HUT ke-100 Perkumpulan Strada dilakukan dalam berbagai kegiatan. Mulai dari misa syukur hingga napak tilas dengan berjalan kaki dari Gereja Katedral Jakarta menuju ke Kantor Strada Pusat.
Pada perayaan syukur ini Perkumpulan Strada mengangkat tema Sekolah Modern, Berakar pada Budaya, dan Menghidupi Nilai-nilai Dasar Strada Sampai Akhir Hayat. Ignatius Kardinal Suharyo, mengatakan, satu abad Perkumpulan Strada juga menjadi momentum untuk kembali mengulas tujuan Perkumpulan Strada bukan hanya membentuk seseorang dengan pengetahuan namun juga untuk menjadi orang benar.
"Siapapun yang terlibat langsung dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan di Perkumpulan Strada mestinya menjadikan Spirit Bunda Maria sebagai pedoman yang dihidupi.” Ujar Suharyo dalam keterangannya, Sabtu (25/5).
Suharyo juga berpesan bahwa setiap pendidikan wajib meneladani Bunda Maria untuk menjadi orang benar, yaitu orang-orang yang percaya bahwa Tuhan selalu ada di balik semua peristiwa yang dialami.
Selain itu ia juga berpesan kepada Perkumpulan Strada untuk bisa menjadi ‘mata orang benar’ yang melihat segala sesuatu sebagai sebuah peristiwa dengan mata iman.
Rasa dan harapan yang sama juga disampaikan oleh Romo Odemus Bei Witono. bahwa kegembiaraan perayaan satu abad ini terpancar bukan hanya melalui rangkaian kegiatan yang dijalankan namun juga melalui produk nyata.
Diantaranya dengan meluncurkan buku risalah tesis jilid 2 tentang ‘Tanggung Jawab Pendidik dalam Ranah Intelektualitas’, opini murid tentang ‘Pendidikan Bermakna sebagai Pengantar’, dan opini guru tentang ‘Gerakan Guru Menjawab Tantangan Zaman’. Ketiga buku itu adalah harta karun Perkumpulan Strada.
"Saya juga sangat mengapresiasi kepada anak-anak yang tampil pada hari ini, semua tampak antusias dan bersemangat memberikan penampilan terbaiknya," Tutup Romo Bei yang juga merupakan Direktur Perkumpulan Strada ini.