Home Sumbagteng Jalan Keluar Persoalan ODGJ Terlantar

Jalan Keluar Persoalan ODGJ Terlantar

Pekanbaru, Gatra.com - Sepulang dari rapat koordinasi lintas sektor dan lintas program dalam penanganan ODGJ terlantar pasca rawat inap yang digelar di ruang Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Riau di kawasan jalan Sudirman Pekanbaru, Rabu pekan lalu itu, Zulkifli langsung bernapas lega.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Tampan ini sumringah saat kembali lagi ke kantornya di kawasan jalan Soebrantas, Panam, Pekanbaru lantaran persoalan serius yang selama ini membikin puyeng di RSJ itu, solusinya sudah ketemu.

Wajar sebenarnya bila disebut bikin puyeng. Sebab sampai sekarang, ada 118 orang pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di sana yang tak jelas asal usulnya. Sudahlah tak jelas asal usulnya, 40 orang di antaranya tak punya pula jaminan kesehatan.

“Lantaran tak jelas dimana keluarganya, pasien ini akhir overstay. Kondisi ini membikin RSJ menjadi over kapasitas. Ini tentu sangat berdampak pada kualitas pelayanan, nilai parameter Bed Occupation Rate (BOR) tidak lagi ideal. Beban keuangan Badan Layanan Umum (BLU) RSJ pun menjadi bertambah dan peruntukannya tidak lagi sesuai aturan BLU,” Zulkifli mempresentasikan kondisi RSJ itu.

Pj Sekdaprov Riau, Indra SE.,M.Si.,MM ada di sana. Dia yang memimpin rapat itu. Asisten bidang Perekonomian dan Pembangunan M. Job kurniawan, Kepala Dinas Kesehatan drg. Sri Sadono Mulyanto,M.Han, Kepala Dinas kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pekanbaru Hj. Irma Novriya, S.sos.,M.Si, Sekretaris Dinas Sosial Provinsi Riau Drs. H. Supriyadi, M.Si, Inspektorat Provinsi Riau, Satpol PP, Disdukcapil Provinsi Riau, Wakil Ketua Baznas Riau Dr.Yahanan,M,Sy, Kepala UPT Panti Bina Laras Fatrina, S.H, dan Panti Kesanpro, juga ada.

Semua persoalan tadi kata Zulkifli sudah dipetakan dan dicarikan solusinya. Bagi pasien yang tidak punya jaminan kesehatan, RSJ telah bekerja sama dengan Dinas kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pekanbaru.

Dari hasil kerjasama itu, alamat sejumlah pasien sudah ketemu. Lalu yang belum punya NIK, diterbitkan NIK nya dan dibuatkan jaminan kesehatannya. Tinggal lagi, pasien yang tidak ada keluarga untuk tempat pulang ini gimana.

“Sampai sekarang, kita sudah memulangkan 130 orang pasien ke keluarganya. Program ini digagas oleh Pak Sri Sadono yang sebelumnya menjadi Direktur RSJ,” Zulkifli menambahkan.

Sri Sadono sendiri sangat paham dengan apa yang sedang dihadapi Zulkifli. “Saya 1,3 tahun jadi direktur di sana. Pasien yang semestinya tidak lagi dirawat, masih harus kita tampung lantaran tidak tahu mau dipulangkan kemana. Alhamdulillah, saya sangat mengapresiasi adanya rapat lintas sektor ini. Mudah-mudahan persoalan yang ada bisa segera terurai sebab pimpinan kita mendengar langsung keluhan ini,” katanya.

Bagi Indra, penanganan ODGJ terlantar di Riau, adalah tanggung jawab bersama. “Tugas kita enggak cuma menyembuhkan, tapi gimana kita bisa berdayakannya menjadi produktif pasca penyembuhan juga menjadi teramat penting,” ujarnya.

Lantaran itulah, oleh sederet persoalan yang disebut oleh Zulkifli tadi, Indra kemudian menyodorkan sederet solusi. Untuk jangka pendek, kerjasama antara RSJ Tampan, Dinas Sosial, Panti Bina Laras, Panti Kesanpro dan Baznas telah menjadi solusi.

Pasien terlantar pasca rawat inap di RSJ Tampan akan ditempatkan di Panti Bina Laras Dinsos dan Panti Kesanpro binaan Dinas Sosial. Baznas provinsi akan memberikan bantuan penanganan pasien terlantar sesuai syariat dan regulasi yang dituangkan dalam MoU Kerjasama, RSJ Tampan, Kesanpro, Panti Bina Laras dan Baznas.

Lalu untuk jangka panjang, Pemprov Riau bakal menganggarkan renovasi dan penambahan daya tampung Panti Bina Laras sebagai panti sosial menampung ODGJ terlantar pria dan wanita, serta menambah ruangan khusus untuk ODGJ perempuan.


Abdul Aziz

201