Home Liputan Haji Papirus Turin dan Tambang Emas Nabi Sulaiman

Papirus Turin dan Tambang Emas Nabi Sulaiman

Makkah, Gatra.com- Daratan yang menggeliat, begitu kesan kami sepanjang perjalanan Madinah ke Makkah, 3/6. Batuan tua yang nyaris tidak terusik sedimentasi dan pembusukan vegetasi selama jutaan tahun. Tahukah Anda bahwa antara Madinah dan Makkah ini dijuluki Cradle of Gold (Tempat Kelahiran Emas). Semua itu tidak lepas dari batuan-batuan tertua di Arabia.

Batuan tertua di Lempeng Arabia memanjang sepanjang pantai timur Laut Merah. Batuan tertua itu dikenal sebagai Perisai Arabia. Sedangkan batuan tertua lainnya di sepanjang pantai barat Laut Merah, yang dikenal sebagai perisai Nubian.

Ke arah teluk Persia, batuan itu berangsur-angsur semakin muda karena tertindih sedimentasi. Daerah-daerah di sepanjang batuan tertua itu terkenal dengan tambang emasnya, seperti di Sukhaybarat, Jabal Sayid, Mahh Adh Dhahab, Al Hajar, dan lain-lain.

Perisai Arabia-Nubian (ANS) adalah mengekspos batu-batu kristal dari era Prakambrium, pada sisi-sisi Laut Merah. Batuan kristal sebagian besar seusia dengan era Neoproterozoikum, 1 milyar – 542 juta tahun silam. ANS merupakan perwakilan dari kerak benua yang mendasari Timur Laut Afrika, Barat Laut Asia, dan Arab.

Studi Geofisika menunjukkan tebal kerak ANS sekitar 40-45 kilometer tebal. Kerak ini khas dan berbeda dengan kerak benua di tempat lain. Ahli geologi tertarik untuk mepelajari kerak ini karena memberikan kesempatan yang luar biasa untuk melihat secara langsung bagaimana bentuk kerak benua. Di tempat lain di Saudi dan Afrika Tenggara kerak dikubur beberapa kilometer oleh lapisan yang lebih muda dari endapan era Fanerozoikum. Kerak benua semacam itu hanya dapat dicapai dengan pengeboran ilmiah.

Salju menyelubungi tanah Arabia pada salah satu era Neoproterozoikum ketika Bumi menjadi bola Salju Raksasa (~ 630 juta tahun silam). ANS kemudian ditutupi pasir terbesar di bumi, pada era Ordovisium, yang terlihat pada tebing spektakuler seperti pada situs Petra di Yordania. Batupasir Arabia tertimbun endapan tebal sedimen muda yang dalam, dan menebal ke arah timur ke Teluk Persia. Sebagian sedimen itu mengelupas oleh erosi untuk mengekspos ANS. Banyak pasir yang ditiup angin gurun untuk membuat bukit pasir besar di Mesir Barat, dan Ar Rub al Khali di Saudi.

Embrio lautan yang kini disebut Laut Merah secara perlahan terus melebar selama 25 juta tahun terakhir. Retakan itu menyebabkan pengangkatan "bahu" sehingga sedimen yang menutupi dihapus erosi yang menyebabkan Laut Merah melebar. Sehingga sedimen yang mengelupas membuat kerak benua yang nampak di permukaan. Kondisi itu terawetkan oleh iklim gurun, sehingga nyaris tidak ada tanah hasil pembusukan vegetasi yang mengaburkan jejak geologi.

ANS adalah bagian utara dari zona tumbukan besar Afrika Timur. Zona tumbukan itu terbentuk pada akhir era Neoproterozoikum ketika Gondwana Timur dan Barat bertabrakan untuk membentuk superbenua Gondwana. ANS membutuhkan waktu sekitar 300 juta tahun untuk membentuk formasi sekarang. Batuan tertua yang berhubungan dengan siklus formatif kerak ANS sekitar 870 juta tahun, ditemukan di Sudan Timur, dan Saudi Tenggara.

Beberapa batuan tertua ophiolites, membuktikan bahwa pembentukan kerak benua ANS dimulai dengan pembentukan kerak samudera di dasar laut yang menyebar dan menebal. Penebalan kerak juga disertai dengan pelelehan dan magmatik yang meleleh naik ke atas untuk membentuk granit. Jadi batuan granit di sekitar Makkah, merupakan hasil pembentukan batuan di kerak samudera yang naik ke atas.

Papirus Turin

ANS adalah lokasi geologi dimana menusia pertama-tama mengekstrak emas dari batuan, terutama di Mesir dan Sudan. Semua deposit emas di Mesir dan Sudan bagian utara ditemukan dan dieksploitasi oleh orang Mesir. Peta geologi dari tahun 1150 SM, menunjukkan lokasi deposit emas di Mesir Timur. Peta itu dikenal sebagai papirus Turin.

Fir'aun di Mesir juga mengerahkan budak-budaknya untuk menggali granit dekat Aswan, kota paling selatan di Mesir, yang berada di lembah sungai Nil. Granit-granit yang ditambang diangkut melalui sungai Nil, dan digunakan untuk membangun piramida. Aswan merupakan tipe daerah yang kaya dengan batuan beku. Bangsa Romawi mengikuti tradisi ini banyak menambang porfiri dan granit di bagian utara Gurun Mesir Timur.

Industri logam mulia seperti emas dan perak, juga tembaga, seng, dan timah, telah ditambang di Arab Saudi sejak 5.000 tahun silam. Tambang yang paling produktif di Arab Saudi adalah Mahd adh Dhahab ("Cradle of Gold"). Secara berkala kekayaan mineral disana telah dimanfaatkan sejak ratusan atau bahkan ribuan tahun. Mahd adh Dhahab terkenal sebagai sumber asli dari emas Nabi Sulaiman AS (Raja Salomo). Sekarang, pertambangan di Mahd adh Dhahab dilakukan oleh Perusahaan Pertambangan Arab Saudi, Ma'aden.

Mahd adh Dhahab adalah area tambang emas terkemuka di Jazirah Arab . Terletak di Al Madinah, provinsi Hijaz, Arab Saudi. Periode penambangan emas pertama kali sekitar 3000 SM. Periode kedua kegiatan adalah selama kekhalifahan Islam, Abbasiyah periode 750 hingga 1258 M. Kegiatan terakhir di bawah Sindikasi Pertambangan Arab Saudi dimulai tahun 1936, menggunakan dua lubang terbuka, dan tambang bawah tanah di Mahd adh Dhahab. Direktorat Jenderal Sumber Daya Mineral Arab Saudi melakukan eksplorasi lebih lanjut tahun 1970.

Ada kemungkinan bahwa Mahd adh Dhahab telah disebutkan dalam kitab-kitab suci terdahulu. Dalam Injil, kisah Taman Eden dalam Kitab Kejadian, menyebutkan: "Ada suatu sungai dari Eden untuk mengairi taman itu, dan dari situ sungai itu terbagi menjadi empat cabang. Sungai yang pertama bernama Pishon yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Hawila, tempat emas berada. Penelitian Juris Zarins dari Missouri State University, dan Farouk El-Baz dari Universitas Boston menunjukkan bahwa Sungai Pishon mungkin sungai kering sekarang yang mengalir 600 mil dari timur laut Mahd adh Dhahab di Hijaz ke Teluk Persia, 3000 SM.

Bahkan ahli geologi mengatakan bahwa mereka mungkin telah menemukan "Tambang Emas Nabi Sulaiman AS (Raja Salomo)" di Arab Saudi. Antara Mekkah dan Madinah merupakan daerah yang terletak di wilayah pegunungan, yang dikenal sebagai Cradle of Gold. Ahli geologi menemukan peninggalan daerah tambang emas yang luas.

Mereka menemukan sejumlah besar sisa batuan yang ditambang, diperkirakan sebanyak satu juta ton. Batuan itu ditinggalkan para penambang kuno, dan masih mengandung jejak-jejak emas. Ribuan palu batu, dan batu asah digunakan untuk mengekstrak bijih emas ditemukan di lereng tambang. Ahli geologi Robert W. Luce, mengatakan, "Investigasi kami sekarang telah mengkonfirmasi bahwa tambang tua itu bisa saja sekaya seperti yang dijelaskan dalam Alkitab."

45