Home Kesehatan Kuota Haji 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah, Begini Rekomendasi PERDOKHI untuk Jemaah

Kuota Haji 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah, Begini Rekomendasi PERDOKHI untuk Jemaah

Jakarta, Gatra.com - Indonesia menjadi negara dengan kuota jemaah haji terbanyak di dunia pada tahun 2024. Di tahun ini, kuota haji Indonesia merupakan yang terbesar sepanjang sejarah, mencapai 241.000 jemaah.

Dari total jemaah haji ini, 213.320 jemaah merupakan haji reguler, dan 27.680 jemaah merupakan haji khusus. Jemaah reguler terbagi menjadi 554 kloter yang diberangkatkan dari 13 bandara dan berasal dari 14 Embarkasi.

Dengan besarnya jumlah jemaah haji itu, Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (PB PERDOKHI), Syarief Hasan Lutfie mengatakan bahwa perlunya menjaga istithaah atau kesanggupan jemaah menjalani ibadah haji. Baik kesanggupan rohani, jasmani, maupun psikis.

Pasalnya, haji merupakan ibadah fisik yang lebih banyak dilakukan dengan berjalan kaki hingga mencapai sekitar 48 km. Oleh karena itu, haji menjadi salah satu ibadah dengan tingkat mortalitas dan morbiditas tinggi khususnya bagi jemaah Indonesia.

"Banyak jemaah yang meski dalam kondisi apapun tetap ingin berangkat. Walaupun tidak memenuhi istithaah, tidak layak terbang, dan lainnya. Inilah yang menjadi tantangan buat pemerintah dan tenaga medis yang berkaitan dengan istithaah ini," katanya dalam konferensi pers secara daring pada Jumat (7/6).

Tingginya angka mortalitas dan morbiditas ini dipengarungi oleh kondisi yang terjadi di Arab Saudi. Oleh karenanya, perlu ada penyesuaian diri dari jemaah terhadap kondisi Arab Saudi khususnya suhu dan kelembaban udara di negara ini.

"Belum lagi aktivitas yang begitu tinggi untuk melakukan satu ritual perjalanan haji. Baik tawaf, sa'i, melempar jumrah, maupun wujuf," jelasnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, perlu ada tiga aspek komprehensif yang dijalankan selama ibadah haji. Pertama, di fase persiapan haji, jemaah harus mempersiapkan kerohanian, fisik, mental, administrasi, hingga logistik.

Kedua, di tahap pelaksanaan ibadah haji, para jemaah diharapkan bisa menjaga hidrasi, beradaptasi dengan cuaca setempat, dan mengindari kelelahan fisik. Selain itu, jemaah juga harus mencegah risiko terpapar penyakit menular, menggunakan alat pelindung diri, dan melakukan konsultasi dengan dokter secara rutin.

Selanjutnya, pascahaji, jemaah diharapkan untuk melakukan istirahat secara optimal, makan makanan bergizi, hingga membawa oleh-oleh secukupnya. Kemudian, disarankan juga untuk melakukan peregangan atau relaksasi, minum air yang cukup, dan tetap berkonsultasi dengan dokter.

Syarief menyebut bahwa kelelahan selama menunaikan ibadah haji sering menjadi faktor pencetus berbagai penyakit. Sehingga dapat meningkatkan risiko mortalitas dan morbiditas.

Hal ini dapat dicegah dengan menghindari paparan sinar matahari langsung dan minum air putih secukupnya agar tidak dehidrasi. Kemudian, jemaah juga harus menjaga pola tidur dan istirahat yang cukup untuk menjaga energi.

"Jemaah bisa melakukan tawaf di lantai 2 agar mendapat tempat teduh, atau bagi lansia bisa menggunakan scooter," ujarnya.

PERDOKHI memberikan rekomendasi bagi jemaah yang akan atau sedang menjalankan ibadan haji di tahun ini. Pertama, lakukan vaksinasi flu sekurangnya 1-2 minggu sebelum bepergian untuk melindungi diri dan mengurangi kemungkinan menyebarkan virus ke orang lain. Lakukan vaksinasi dalam kondisi tubuh sedang sehat dan tidak mengalami gejala flu apapun.

"Selain vaksinasi flu, sebaiknya juga melakukan vaksinasi Covid-19 baik untuk awal maupun vaksinasi booster. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang telah divaksinasi Covid-19 memiliki kemungkinan kecil untuk menularkan Covid-19 pada orang lain, menjadikan perjalanan baik dekat maupun jauh menjadi lebih aman bagi diri anda sendiri dan orang lain di rombongan anda," jelasnya.

Selanjutnya, teliti tujuan haji sehingga bisa memperhitungkan yang akan dihadapi dan melakukan penilaian kemampuan kesehatan sebelum menjalankan aktivitas di tempat tujuan. Siapkan juga asuransi perjalanan atau kesehatan baik swasta maupun BPJS.

Kemudian, periksa pedoman lokal seputar kesehatan dan Covid-19, flu atau penyebaran penyakit lainnya di tempat yang akan dituju, termasuk regulasi di luar negeri. Hal ini dikarenakan setiap negara mempunyai aturan dan regulasi berbeda terkait perjalanan dan Covid-19.

"Jangan memaksakan bepergian bila kondisi kurang fit. Lakukan perjalanan jauh hanya bila anda merasa sehat. Pertimbangkan untuk menunda rencana anda hingga 24 jam setelah demam dan semua gejala lainnya mereda," jelasnya.

Syarief juga merekomendasikan untuk menyiapkan perlengkapan kesehatan perjalanan seperti obat rutin yang harus diminum, juga obat darurat seperti obat luka, obat pereda demam dan nyeri, obat flu, dan pembersih luka.

154