Makkah, Gatra.com- Safari wukuf yang tengah dipersiapkan dipastikan ramah lansia dan nyaman bagi jemaah yang sakit. Hal itu disampaikan Subhan Cholid, Direktur Layanan Haji Luar Negeri di Makkah, 08/06. "Kami sudah melakukan persiapan-persiapan, khususnya untuk jamaah yang memang akan kami safari wukufkan. Kami sudah mengadakan persiapan membuat skema bagaimana jamaah yang nanti tidak punya pendamping yang dinyatakan oleh dokter memang tidak bisa melaksanakan ibadah Haji secara sempurna. Tidak perlu wukuf, tidak perlu mabit di Muzdalifah dan Mina atau yang perlu disafari wukufkan," ungkapnya.
"Maka kami akan berangkatkan mereka dengan skema safari wukuf lansia. Semata-mata ini demi kesehatan, keselamatan jemaah Haji Indonesia. Mengingat jumlah jemaah Haji yang berangkat tahun ini luar biasa jumlahnya dan tingkat kepadatan di Muzdalifah juga itu sangat padat. Dan kalau kita memaksakan jamaah yang lansia, yang risti mereka harus mabit di Muzdalifah, di Mina ini akan berisiko terhadap kesehatan, keselamatan jamaah Haji," katanya.
Peserta safari wukuf juga berbasis data yang oke. "Untuk safari wukuf jadi kita mendapatkan data dari dokter dari KKHI Kantor Kesehatan Indonesia. Mereka yang akan melakukan filter siapa yang layak yang berhak untuk safari wukuf lansia. Tentu juga mempertimbangkan usia kemudian juga kesehatan, penyakit yang mereka alami dan juga pendamping," jelasnya.
"Kalau seandainya tidak ada pendamping, maka kemungkinan besar mereka akan kita safari wukufkan. Apalagi tidak ada pendamping kemudian usianya sangat senja dan risti maka ini seperti tahun yang lalu maka kita safari wukufkan. Kemudian terkait dengan akomodasi tempat tinggal kita sudah menyiapkan tempat tinggal yang sangat nyaman untuk jamaah lansia. Termasuk juga konsumsi makanan untuk lansia terutama yang memang tidak bisa mengkonsumsi makanan keras kita siapkan juga makanan bubur untuk jamaah lansia," ungkapnya.
Juga untuk yang sakit juga dengan kendaraan khusus, seperti ambulans. "Untuk safari wukuf yang lansia ataupun KKHI mereka tidak menempati kemah, tenda. Mereka kita berangkatkan ada yang menggunakan bis khusus, mungkin menggunakan ambulans. Bagi safari wukuf yang KKHI yang butuh alat pernapasan mereka biasanya diberangkat dengan ambulans," katanya.
Mereka juga tidak akan menempati tenda-tenda seperti jemaah umum. "Safari wukuf yang lansia yang resti mereka menggunakan kendaraan khusus. Jadi mereka tidak turun, mereka cukup ketika masuk ke area Arofah mereka wukufnya di bis. Di bis mungkin 2-3 jam cukup lah mereka setelah mereka mendengarkan khutbah wukuf, sholat zuhur, asar di kawasan jamaah. Setelah itu setelah cukup baru kita berangkatkan mereka kembali ke hotel transit jamaah haji safari wukuf," katanya.
Sekitar sepuluh bis disiapkan untuk safari wukuf. "Kalau tidak salah tadi malam itu ada sekitar 10 bis kami siapkan ya. Karena skemanya itu ada 300 jamaah yang akan kita safari wukufkan. Ya, untuk bisnya kita carikan bis yang ada low deckernya (lantai rendah) seperti itu yang ada lansia. Untuk memudahkan kalau jamaah menggunakan kursi roda," ungkapnya.