Jakarta, Gatra.com - Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menggelar bedah buku Biografi legenda atlet loncat indah wanita Indonesia Lanny Gumulya Kardinata. Ditulis oleh sang anak, Melanie Kardanita, bedah buku berjudul “Lanny Gumulya: Kisah Gadis Kolam yang Terbang Mengibarkan Sang Merah Putih”, digelar di gedung ANRI di Jakarta, pada Jumat (28/6).
“Mama adalah wanita yang mengharumkan nama bangsa, memang di Asian Games 1962, cabang loncat indah. Peraih emas Indonesia pertama (di cabang loncat Indah), dan sampai sekarang belum ada yang bisa menggantikan posisinya. Tapi saya harap mama bukan yang terakhir, saya harap ada atlet-atlet Indonesia yang bisa seperti ibu saya,” ujar Melanie.
Pada kesempatan itu, Melanie turut menyerahkan sebuah lukisan bergambar Lanny Gumulya kepada ANRI. "Lukisan ini adalah karya almarhum Basuki Abdullah, seorang maestro pelukis. Lukisan ini diberikan kepada ibu saya sebagai hadiah saat memenangkan medali emas di Asian Games 1962," tuturnya.
Melanie juga menjelaskan bahwa Presiden Soekarno memberikan nama "Gumulya" kepada Lanny saat mengunjungi Training Center di Bandung menjelang pertandingan Asian Games 1962.
"ANRI mengundang saya untuk acara ini, jadi saya memutuskan untuk memberikan lukisan ini sebagai hadiah. Mereka yang menyelenggarakan acara ini dengan begitu indah," katanya.
Melanie, anak kedua dari enam bersaudara, mengajak generasi muda Indonesia untuk meraih prestasi di bidang olahraga. Menurutnya, mencapai prestasi di bidang olahraga, terutama untuk mendapatkan medali emas, memerlukan perjuangan yang tidak mudah.
"Untuk anak-anak muda zaman sekarang yang sering merasa kurang bersemangat, harus memiliki tekad kuat. Kita tidak bisa meraih kesuksesan tanpa semangat. Jangan cepat putus asa, masa depan yang cerah bisa diraih jika kita mau berusaha," tambahnya.
Penyerahan arsip dan lukisan kepada negara adalah bentuk dukungan Melanie kepada ANRI dalam mengumpulkan arsip-arsip bersejarah. Melanie berharap hal ini dapat menjadi inspirasi bagi para pelaku sejarah lainnya untuk memberikan arsip berharga mereka kepada negara.
Diketahui, Lanny lahir di Surakarta pada tanggal 13 November 1944 dengan nama Goei Giok Lan. Sejak kecil, ia sudah tertarik dengan olahraga. Dari tahun 1953 - 1954, ia menekuni olahraga renang.
Lanny Gumulya memulai kariernya di bidang olahraga loncat indah pada tahun 1959 dengan bimbingan pelatih M. Jasin. Prestasi awalnya ditandai dengan perolehan medali emas di nomor papan 3 meter pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 1961 di Bandung. Berkat prestasi ini, Lanny terpilih untuk mengikuti pemusatan latihan nasional Asian Games di Filipina dan Jepang.
Pada tahun 1962, Lanny berpartisipasi dalam Asian Games di Jakarta dan sukses meraih medali emas di cabang olahraga loncat indah untuk nomor papan 3 meter dan menara 10 meter.
Prestasinya berlanjut dengan keberhasilan di GANEFO, di mana ia memenangkan medali emas untuk nomor papan 3 meter dan medali perunggu untuk nomor menara 10 meter. Rencananya untuk berkompetisi di Olimpiade Musim Panas 1964 di Tokyo tidak terwujud karena Indonesia menarik diri dari ajang tersebut.
Lanny memutuskan untuk pensiun dari dunia olahraga pada tahun 1964. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 1966. Selain menekuni bidang kedokteran, Lanny juga menjalankan bisnis makanan dengan mendirikan restoran "Mandarin" saat tinggal di Malaga. Setelah kembali ke Indonesia, ia terjun ke bisnis percetakan di Palmerah.
Pada tahun 2018, Lanny diberikan kehormatan untuk membawa obor pada pembukaan Pesta Olahraga Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Lanny meninggal dunia pada tanggal 29 Februari 2024, dan jenazahnya dikremasi pada 4 Maret lalu.