Semarang, Gatra.com - Polda Jawa Tengah (Jateng) menggelar Operasi Patuh Candi 2024 dengan menerjunkan sebanyak 2.510 personel polisi serta didukung 800 unit ETLE mobile.
Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Jateng, Kombes Pol. Sony Irawan menyatakan pelaksanaan Operasi Patuh Candi 2024 digelar serentak di 35 Polres jajaran Polda mulai 15-28 Juli mendatang.
“Operasi ini mengedepankan upaya preemtif dan preventif yang bersifat humanis, dengan harapan dapat menurunkan angka pelanggaran, kecelakaan lalu lintas, dan fatalitas korban, serta meningkatkan disiplin masyarakat dalam berlalulintas,” katanya pada Apel Gelar Pasukan di Lapangan Mapolda Jateng di Jalan Pahlawan Kota Semarang, Senin (15/7).
Target pelanggaran dalam operasi Operasi Patuh Candi 2024, lanjut Sony yakni pengemudi yang menggunakan handphone saat berkendara, pengemudi di bawah umur, pengemudi tanpa sabuk pengaman.
Pengendara yang terpengaruh alkohol, pengadara sepeda motor tanpa helm SNI, berboncengan lebih dari satu, melanggar rambu, marka, dan APIL, serta kendaraan yang tidak laik jalan dan tidak sesuai spesifikasi dan balapan liar.
“Untuk menegakkan hukum atas pelanggaran yang berpotensi menimbulkan fatalitas kecelakaan lalu lintas, telah disiapkan 19 lokasi ETLE statis dan 800 unit ETLE mobile yang tersebar di seluruh Jateng,” ujar Sony.
Sementara, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk mematuhi aturan lalu lintas dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
Keselamatan di jalan raya harus selalu menjadi prioritas utama setiap pengendara dengan menyadari tindakan melanggar lalu lintas tidak hanya mempengaruhi diri sendiri, tetapi juga orang lain.
“Jadikan jalan raya sebagai tempat yang aman bagi kita semua dengan menghindari pelanggaran dan meningkatkan disiplin berkendara. Mari kita wujudkan budaya berlalu lintas yang baik dan saling menghormati satu sama lain,” ajak Kapolda Jateng
Operasi Patuh Candi 2024, imbuh Kapolda Jateng agar menjadi sarana untuk mengedukasi masyarakat dengan humanis untuk patuh dan disiplin terhadap peraturan lalu lintas.
“Kegiatan operasi menggunakan pendekatan soft power melalui upaya humanis, persuasif, serta optimalkan sinergitas dan kerja sama antar instansi yang baik selama kegiatan operasi, sehingga tujuan dari operasi dapat tercapai,” harapnya.