Home Kalimantan Batok Kelapa di Kalsel Melimpah, Belum Diolah Maksimal dan Menjadi Limbah Lingkungan

Batok Kelapa di Kalsel Melimpah, Belum Diolah Maksimal dan Menjadi Limbah Lingkungan

Banjarbaru, Gatra.com - Batok kelapa melimpah di Kalimantan Selatan (Kalsel). Sayangnya batok belum diolah maksimal untuk dijadikan cuan. Selama ini, petani kelapa hanya menjual kelapa muda dan tua. Sedangkan batoknya dibiarkan terungguk begitu saja, dan berpotensi menjadi limbah bagi lingkungan.

Hal ini menjadikan perhatian serius Dinas Perindustrian Kalsel. Terobosan pun dilakukan untuk mengolah batok kelapa menjadi bernilai ekonomis.

Kepala Dinas Perindustrian Kalsel, Abdul Rahim mengatakan, dinas yang dia pimpin terus berupaya meningkatkan wawasan kreativitas dan daya inovasi serta kemampuan teknis dalam mengolah batok kelapa untuk menghasilkan produk berkualitas yang baik kepada petani, pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan menggelar pelatihan pengolahan batok kelapa se Kalsel.

“Mudah-mudahan melalui pelatihan ini, dapat memanfaatkan batok kelapa menjadi bernilai ekonomis misalnya dijadikan kerajinan tangan yang memiliki nilai jual lebih sehingga meningkatkan pendapatan masyarakat,” ujarnya, Senin (15/7).

Rahim menyebut, Provinsi Kalsel merupakan salah satu penghasil batok kelapa di Indonesia. Namun sayangnya, limbah batok kelapa belum diolah secara maksimal sehingga terkesan mubazir.

“Kita ingin nantinya dari penanganan yang khusus dalam mengolah batok kelapa, dapat memenuhi kebutuhan pasar atau kebutuhan konsumen sehingga bisa berdaya saing tinggi di pasaran,” cetusnya.

Rahim berharap, petani tidak hanya menjual kelapa muda dan kelapa tua, namun juga bisa mengolah batoknya untuk bisa meningkatkan perekonomian keluarga.

"Ini yang mengakibatkan banyaknya limbah batok kelapa di Kalsel. Padahal batok kelapa dapat dimanfaatkan menjadi beraneka produk bernilai komersil,” cetusnya.

Dengan diolahnya batok kelapa, beber Rahim, maka limbah lingkungan akibat dari batok kelapa bisa diminimalisir. Dia memaklumi, selama ini petani kelapa belum sepenuhnya mengerti dan memahami dalam memanfaatkan batok kelapa.

"Oleh karenanya, melalui pelatihan yang kami gelar ini, petani dan UMKM dapat memperoleh ilmu bagaimana mengolah batok kelapa sehingga bisa bernilai ekonomis," katanya.

34

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR