Tangerang, Gatra.com– PT Unilever Indonesia Tbk. (Perseroan) mencatatkan marjin laba kotor yang tangguh di tengah demand yang fluktuatif dan upaya perseroan mendorong transformasi organisasi secara menyeluruh. Kinerja Penjualan Bersih Perseroan Semester I 2024 mencapai sebesar Rp19,0 Triliun dengan Laba Bersih sebesar Rp2,5 Triliun.
"Pada paruh pertama 2024 ini kami menangani beberapa tantangan jangka pendek sembari terus
mencatatkan kemajuan di bagian-bagian yang penting bagi masa depan Perseroan," ungkap Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap dalam konferensi persnya, Kamis (25/7).
Untuk pendapatan domestik bertumbuh sebesar 4,1% dibandingkan semester II 2023, menurun
sebesar 5,7% secara year-on-year terutama dikarenakan Pertumbuhan Harga Dasar (UPG)
yang melemah. Marjin Laba Kotor meningkat 17 basis poin dari semester II 2023 menjadi 49,7%, namun menurun -14 basis poin secara year-on-year.
"Kami tetap teguh pada upaya untuk membangun bisnis dengan cara memperkuat fundamental,
mengutamakan peningkatan daya saing brand kami, serta mendorong efisiensi biaya untuk mendongkrak profitabilitas," jelas Benjie.
Biaya iklan meningkat sebesar 157 basis poin dari 7,6% pada semester I 2023, menjadi 9,1% di semester I 2024. Margin Laba Sebelum Pajak (PBT) meningkat 229 basis poin dibanding semester II 2023 menjadi 16,6%, namun menurun 97 basis poin dibandingkan tahun lalu dikarenakan investasi yang lebih tinggi pada biaya iklan.
"Secara bersamaan, kami menjalankan program transformasi untuk mempertajam fokus dan mendorong pertumbuhan melalui organisasi yang lebih ramping dan akuntabel," ungkap Benjie.