Jakarta, Gatra.com - Kericuhan dalam aksi 22 Mei memprotes hasil rekapitulasi suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada tanggal 21-22 Mei 2019 merupakan hal yang mengkhawatirkan karena persatuan Indonesia sempat terganggu oleh permasalahan perbedaan politik.

"Di bulan yang berbahagia ini Indonesia dihadapi oleh kegembiraan Ramadan, tetapi juga oleh hal yang mengkhawatirkan, yaitu kericuhan kemarin," ucap Wakil Presiden RI, Jusuf Kala (JK) ketika menghadiri acara Nuzulul Qur'an dengan Nahdlatul Ulama (NU) di Gedung Pengurus Besar NU, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (23/5).

JK menghimbau kepada masyarakat Indonesia jangan memecah bangsa besar ini karena masalah-masalah politik, apalagi masalah perbedaan pendapat. Menurutnya, masih ada permasalahan negara yang lebih penting yang seharusnya menjadi pertimbangan utama bangsa Indonesia dibandingkan sengan sekadar perkara pemilu.

"Yang paling mendesak bagi bangsa ini adalah mewujudkan kemajuan yang adil. Kemajuan yang adil ini harus didapat dengan usaha, tidak bisa hanya menunggu dan meminta," ucapnya.

JK menambahkan bahwa hal penting selanjutnya adalah memberikan semangat positif kepada bangsa Indonesia, yakni semangat yang tulus untuk bekerja sebaik-baiknya, dan janganlah menyebar ujaran kebencian serta merusak persatuan bangsa.