Jakarta, Gatra.com - Direktur Operasional Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Fatar Yani Abdurrahman mengatakan, produksi minyak saat ini 729 ribu barel per hari atau BOPD. Sedangkan, target APBN sebesar 775 ribu BOPD.
Menurut Fatar, kemampuan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) hanya bisa 729 ribu BOPD. Sebabnya, untuk menghindari ketergantungan impor pada 2025, perlu cara agar energi Primer dapat dipenuhi hingga 2025. Solusinya, dari tahun ke tahun ekpolarasi harus terus ditingkatkan.
"WK yang tidak performance kita ganti. Hari ini semester 1. Dibanding target 775 barel per hari. Kemampuan KKKS hanya 729 ribu. Usaha ini tidak hanya SKK Migas tapi juga kolabarasi dengan KKKS," kata Fatar kepada wartawan, di bilangan Cikini, Kamis (8/8).
Oleh sebab itu, Fatar melanjutkan, pada tahun 2030, SKK Migas menargetkan 1 juta barel per hari atau BOPD. Masalahnya, ia menambahkan, jika tidak diantisipasi, kebutuhan migas akan mencapai 2 juta BOPD pada 2030.
Dampaknya, impor akan meningkat. Padahal, di tahun 2025, pemerintah mencanangkan akan mengurangi impor.
"Bagaimana konversi, separu saja mobil Jakarta pake mobil listrik. Separuh akan turun. PP sudah ada malah. Jadi kalo ini bisa terjadi, defisit akan berkurang. Jadi ada kesadaran masyarakat," ia menjelaskan.