Banjarnegara, Gatra.com – Seribu lebih relawan gabungan membuat sekat bakar alami selebar 20 meter untuk melokalisir kobaran api di Gunung Petarangan, Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah.
Relawan kebencanaan asal Desa Batur, Kabupaten Banjarnegara, Deni mengatakan kebakaran hebat menyulitkan relawan memadamkan kobaran api. Bila kebakaran dipadamkan dengan cara konvensional jelas akan membahayakan keselamatan relawan.
“Kebakarannya itu kan dari atas sampai bawah. Memadamkan ya risikonya besar, Mas. Ya metodenya, itu mencegah. Di tengah gunung kita membuka jalan jalur dibuat sekitar 20 meter,” kata Deni.
Ia menduga ada campur tangan manusia dalam kebakaran yang terjadi di Gunung Petarangan yang pertama kali terdeteksi pada Minggu (20/10). Warga menduga, kebakaran disebabkan oleh pembukaan lahan dengan cara dibakar.
Deni mengatakan, indikasi itu diperkuat titik awal kebakaran yang berdekatan dengan lahan pertanian warga di sisi timur Gunung Petarangan. Alhasil tiupan angin kencang membuat nyala api sulit dikendalikan sehingga api merembet dengan cepat.
“Dibakar, bukan kebakaran. Setiap musim kemarau. Tiap tahun musim kemarau kan pembukaan lahan, dibakar,” ujarnya.
Deni mengatakan di kawasan pegunungan tersebut tiap tahun selalu ada pembakaran lahan terutama pada akhir kemarau menjelang musim penghujan. Akan tetapi kebakaran kali ini adalah yang terparah dalam beberapa tahun terakhir.
Sebelumnya skala kebakaran hanya bersifat lokal dan cepat tertangani. Namun saat ini kebakaran sudah terjadi di dua bagian gunung yang masuk dua kabupaten, yakni Batang dan Banjarnegara.
“Beberapa tahun ke belakang yang sekarang paling parah. Lima tahun terakhir ini yang paling parah. Kendala banyak Mas. Sulit dipadamkan sehingga kebakaran meluas,” ucapnya.
Sementara itu Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Banjarnegara, Agus Haryono menyebut sebanyak 76 hektare hutan di Banjarnegara terbakar. Pemadaman terus dilakukan dengan cara melokalisir api.
“Ya sejak awal kita bisanya memang melokalisir. Sekarang tinggal 10 persen kebakarannya,” kata Agus dalam keterangannya Rabu (23/10).
Sejauh ini Perhutani belum memberikan keterangan resmi terkait penyebab kebakaran. Manajer Bisnis Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Banyumas Timur, Sugito enggan berkomentar lebih jauh. Dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian untuk mengusut penyebab kebakaran.