Home Ekonomi Kementerian PDTT Jadikan Desa Wisata Basis Ekonomi Bangsa

Kementerian PDTT Jadikan Desa Wisata Basis Ekonomi Bangsa

Sleman, Gatra.com - Desa wisata dianggap sebagai tulang punggung ekonomi masa depan. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) pun terus berupaya memotivasi warga mengembangkan potensi desanya. 
 
Salah satunya melalui program lomba desa wisata Nusantara 2019. Sebanyak 20 pemenang yang sebelumnya bersaing dengan ratusan peserta desa wisata pun diberi penghargaan.
 
Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Taufik Madjid mengatakan lomba desa wisata Nusantara 2019 ini merupakan upaya bersama untuk terus memajukan sektor pariwisata terutama di desa-desa. 
 
"Orientasi kami untuk kemajuan ekonomi bangsa di masa yang akan datang," katanya di sela pemberian penghargaan di objek wisata Tebing Breksi, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Selasa (10/12).
 
Pemberian penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi kepada pemerintah daerah, terutama pemerintah desa, karena telah berkomitmen membangun desa wisata. 
 
"Kami yakin dan percaya desa wisata merupakan satu bentuk dari semangat kita menjadikan basis tulang punggung ekonomi di masa yang akan datang. Basisnya desa wisata karena paling cepat menyerap tenaga kerja, paling cepat memutar roda perekonomian di desa," ucapnya.
Pemberian penghargaan dari Kementerian PDTT kepada pemenang dalam lomba desa wisata nusantara 2019, di Tebing Breksi, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman pada Selasa (10/12). (GATRA/Ridho Hidayat/ar)

Penghargaan diberikan oleh Ketua Penasihat Dharma Wanita Persatuan Kemendes PDTT Lilik Umi Nasriyah didampingi Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Taufik Madjid. Pemenangnya adalah Desa Kertayasa, Kecamatan Cijualang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat sebagai juara pertama kategori desa wisata maju, sedangkan untuk kategori desa wisata berkembang diraih Desa Kembang Kuning, Lombok Timur, NTB.

 
Perwakilan Desa Kertayasa, Muhtar Tajidin, mengatakan wisata yang dikembangkan di desanya berupa body rafting. "Berenang menggunakan badan sebagai media, dibekali pelampung, deker, sepatu, helm," katanya.
 
Wisata ini dikembangkan sejak 2009 silam. Sebelum ada dana desa, wisata ini dikelola memakai PNPM dan APBDes. Pada 2016, desa wisata ini mendapat penyertaan modal yang bersumber dari dana desa.
 
"Saat ini sudah mampu berkontribusi ke pendapatan asli daerah sebesar Rp125 juta per tahun. Untuk kunjungan 1.500 orang per tahun," ucapnya.
87