Home Ekonomi Harga Ayam Anjlok, Pengusaha Rugi Rp200 Juta per Bulan

Harga Ayam Anjlok, Pengusaha Rugi Rp200 Juta per Bulan

Solo, Gatra.com - Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia kembali mengeluhkan anjloknya harga daging ayam hidup di tingkat peternak. Pasalnya saat ini kondisi ayam potong tengah kelebihan pasokan. Sehingga mengakibatkan harga ayam lepas kandang sangat rendah.

”Sejak 17 bulan lalu kami sudah melakukan aksi demo karena tak ada kendali dari pemerintah atas produksi bibit ayam. Sampai saat ini kondisi harganya belum bisa ideal,” ucap Ketua Pinsar Pedaging Jawa Tengah, Parjuni saat dihubungi via telepon Senin (20/1).

Jika dibandingkan, harga ayam lepas kandang dengan harga pokok penjualan (HPP) sangat tidak seimbang. Harga ayam hidup lepas kandang berada di kisaran Rp13.500 hingga Rp14.500 per kilogram, sedangkan HPP di angka Rp17.500 hingga Rp18.000 per kilogram.

”Saat Natal kemarin harganya menjadi bagus, yakni Rp17.000 per kilogram, namun setelah lebaran harganya kembali anjlok sampai sekarang,” ucapnya.

Komunikasi dengan Kementerian Pertanian pun telah dilakukan. Namun kebijakan yang diambil pun belum berdampak signifikan bagi peternak.

”Kementerian Pertanian pernah menyepakati pengurangan 7 juta bibit ayam, namun di lapangan kenyataannya hanya 5 juta ekor yang dikurangi. Kami rasa Dirjen Peternakan tidak punya komitmen,” ucapnya.

Dengan kondisi ini, peternak harus mengalami kerugian besar. Untuk itu Parjuni berharap agar pemerintah bisa berpihak pada petani kecil. Pasalnya sejauh ini pemerintah terkesan mendasari kebijakannya pada para pengusaha besar yang tak hanya memproduksi ayam potong, namun juga bibit ayam.

”Saya rata-rata dalam sebulan bisa rugi sampai Rp200 juta,” ucapnya.

Untuk itu, Pinsar berencana kembali melakukan aksi demo di Kementerian Pertanian pada Rabu (21/1). Aksi dilakukan dengan membagikan ayam potong hidup secara gratis.

757