Lampung, Gatra.com – Perusahaan produsen pupuk Petrokimia Gresik, kembali menggelar panen padi di lahan demonstration plot (demplot) di Desa Bedeng V, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah, Rabu (19/2).
Panen ini merupakan kelanjutan dari kegiatan tanam perdana pada bulan November 2019 lalu yang diinisiasi perusahaan solusi agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia ini. Direktur Utama Petrokimia Gresik, Rahmad Pribadi menjelaskan dalam demplot ini Petrokimia Gresik kembali menggunakan salah satu produk pupuk non-subsidi terbaiknya, yaitu pupuk NPK Phonska Plus.
NPK Phonska Plus merupakan pupuk majemuk generasi baru Petrokimia Gresik dengan kandungan NPK 15-15-15 yang diperkaya dengan 9% Sulfur dan unsur hara mikro esensial Zink (Zn) sebesar 2.000 ppm yang sangat dibutuhkan tanaman.
Unsur tersebut dibutuhkan dalam jumlah sedikit, namun merupakan faktor penting yang dapat memaksimalkan pertumbuhan vegetatif serta pembentukan bunga dan buah pada tanaman. Namun, berdasarkan data dari Organisasi Pupuk Dunia, sebagian besar lahan pertanian di dunia, termasuk salah satunya Indonesia kekurangan unsur hara mikro Zink.
“Sehingga kami memilih Zink sebagai unsur hara mikro yang ditambahkan dalam NPK Phonska Plus,” imbuh Rahmad.
Pemilihan Lampung Tengah sebagai lahan percobaan, karena merupakan salah satu sentra pangan di Sumatera yang berpotensi menjadi lumbung padi nasional. Rahmad berharap, pola pemupukan rekomendasi Petrokimia Gresik yang terbukti mampu meningkatkan produktivitas tanaman padi ini akan diduplikasi oleh petani lainnya.
“Kami berharap produk-produk Petrokimia Gresik dapat menjadi andalan bagi petani Lampung untuk meningkatkan produktivitas pertanian, sehingga kesejahteraan petani pun meningkat,” ungkap Rahmad.
Dari hasil percobaan ini, aplikasi pemupukan berimbang rekomendasi Petrokimia Gresik mampu meningkatkan produktivitas padi hingga 44 persen per hektare (ha), dari 5,9 ton menjadi 8,6 ton Gabah Kering Panen (GKP) per hektare.
Adapun komposisi pola pemupukan berimbang yang diaplikasikan pada demplot ini adalah pupuk organik Petroganik (2 ton/ha), NPK Phonska Plus (300 kg/ha); Urea (200 kg/ha); ZK (2 kg/ha) dengan cara dilarutkan, Pupuk hayati Petro Biofertil (100 kg/ha); dan Biodekomposer Petro Gladiator (8 kg/ha).
Untuk mengoptimalkan penggunaan pupuk tersebut, demplot ini juga menggunakan pembenah tanah Kapur Pertanian (Kaptan) Kebomas (6,8 ton/ha) untuk menyesuaikan kondisi tanah yang tergolong masam, serta Pestisida Sidafur (10 kg/ha) untuk mengatasi gangguan hama.
“Ini adalah upaya nyata Petrokima Gresik sebagai penyedia solusi agroindustri, dengan menghadirkan serangkaian produk lengkap untuk mengawal musim tanam serta mewujudkan pertanian yang berkelanjutan,” tegas Rahmad.
Di tempat terpisah, Rahmad Pribadi juga menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi tentang pelaksanaan Kartu Petani Berjaya (KPB), yang merupakan program unggulan Pemerintah Provinsi Lampung. Berbekal KPB, petani Lampung dijamin lebih mudah mendapatkan bantuan benih, pupuk dan permodalan.
"Petrokimia Gresik siap mendukung pelaksanaan Kartu Petani Berjaya. Ini merupakan bentuk komitmen kami mendukung program percepatan pembangunan, khususnya peningkatan produktivitas pertanian di Provinsi Lampung," ujarnya.
Melalui kerjasama ini, Petrokimia Gresik akan berkomitmen dalam penyediaan dan pendistribusian pupuk subsidi sesuai azas 6 tepat, yaitu tepat mutu, tepat jenis, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, dan tepat tempat. Kemudian menjamin ketersediaan serta kualitas pupuk subsidi dan non-subsidi di Provinsi Lampung.