Home Ekonomi Jelang Ramadan, Harga Gabah di Cilacap Stabil

Jelang Ramadan, Harga Gabah di Cilacap Stabil

Cilacap, Gatra.com – Harga gabah di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah stabil meski mendekati Ramadan di tengah pandemi Covid-19. Pasalnya, bulan Ramadan tahun ini tiba persis setelah petani panen raya.

Kepala Dinas Pertanian Cilacap, Supriyanto mengatakan terkini, harga gabah kering panen (GKP) di beberapa wilayah Cilacap berkisar Rp4.300 per kilogram. Adapun harga gabah kering giling atau GKG mencapai Rp5.400 per kilogram. Harga ini terbilang stabil menimbang saat ini mendekati Ramadan. “Tidak ada lonjakan harga, juga harga stabil ya,” ucapnya.

Menurut dia, harga ini adalah harga wajar yang sama-sama menguntungkan, baik untuk petani maupun masyarakat atau konsumen. Di tingkat petani, meski panen raya harga gabah tidak jatuh. Adapun di tingkat konsumen, tidak terjadi lonjakan harga meski mendekati Ramadan.

Supriyanto menjelaskan, panen di Cilacap dimulai pada Maret di sebagian kecil wilayah. Adapun puncak panen terjadi pada awal April dan diperkirakan baru akan berakhir pada awal Mei 2020. “Sekarang masih panen raya. Diperkirakan sampai Mei masih ada yang panen,” katanya.

Dia menjelaskan, memperkirakan produksi gabah di wilayah pesisir selatan barat Jawa Tengah ini berkisar 850 ribu ton. Dia optimis target itu terpenuhi. Pasalnya, musim hujan tahun ini diperkirakan normal, berbeda dengan tahu 2019 lalu yang musim hujannya pendek.

Menurut dia, cekaman cuaca sangat berpengaruh terhadap produksi gabah di sebuah kawasan. Pasalnya, kekurangan air terutama di sawah tadah hujan sangat memengaruhi produksi gabah. Selain itu, keberadaan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan tata kelola pertanian juga menjadi fakto penunjang lainnya.

Dia menambahkan, pascapanen juga menjadi faktor lain yang berpengaruh terhadap kualitas gabah dan beras di sebuah daerah. Meski Cilacap dikenal sebagai lumbung pangan nasional, namun di wilayah ini belum tersedia silo atau pengering gabah mekanis yang cukup untuk mempercepat pengeringan gabah petani. “Petani mengeringkannya masih manual. Kalau cuaca hujan seperti ini ya sangat berpengaruh ya. Karena tiba-tiba bisa hujan,” ucap Supriyanto.

511