Home Politik Sandiaga: Maksimalkan Bantuan Tunai daripada Kartu Prakerja

Sandiaga: Maksimalkan Bantuan Tunai daripada Kartu Prakerja

Sleman, Gatra.com - Pengusaha dan politisi Partai Gerindra Sandiaga Uno meminta pemerintah memaksimalkan bantuan uang tunai untuk warga terdampak Covid-19 ketimbang memberikan pelatihan kerja. Menurutnya, bantuan uang tunai akan mendukung peningkatan penjualan ritel dan konsumsi.

Hal ini dipaparkan Sandiaga saat menjadi pembicara seminar online "Quo Vadis UMKM Indonesia di Tengah Wabah Covid-19", gelaran Program Studi Manajemen Keuangan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Rabu (29/4).

"Terkait kontroversi akan adanya kartu prakerja, sebisa mungkin porsi untuk pelatihan diminimalkan, kemudian dimaksimalkan untuk bantuan uang tunai," katanya.

Menurut Sandiaga, dengan bantuan uang tunai, masyarakat bisa melakukan konsumsi untuk mencukupi kebutuhan hingga 3-6 bulan. Bantuan uang tunai juga lebih optimal dalam menjaga inflasi, meski harga kebutuhan pokok terus naik di tengah terbatasnya lapangan kerja selama pandemi ini.

"Penjualan ritel yang mendominasi perekonomian Indonesia mampu menjaga inflasi agar tidak anjlok di tengah turunnya angka konsumsi," ujarnya.

Sandiaga menyebut, selama dua bulan terakhir, angka konsumsi masyarakat turun hingga minus 5,4% dengan indeks keyakinan konsumen sebesar 113,8. Untuk itu, dalam diskusi dengan 739 peserta dari 207 instansi di Indonesia ini, ia memberi lima tips agar pelaku UMKM kuat menghadapi pandemi.

"Saya menyebutnya dengan vitapreneur. Lima tips ini merupakan tips yang dipelajari untuk menghadapi krisis sebelumnya," katanya.

Tips pertama adalah 'cash is king' atau berarti 'uang tunai adalah raja'. Kedua, 'adapt to the new normal', atau beradaptasi dengan kondisi normal yang baru. Ketiga, 'survive through ecosystem', yakni cara UMKM bertahan hidup dalam suatu ekosistem.

Keempat, 'invest in this time' , yaitu saat ini menjadi waktu yang tepat untuk berinvestasi di keluarga dengan mengenal diri kita atau mendekatkan diri dengan keluarga kita.

"Tips yang kelima, 'be calm in the storm' atau tetap tenang. Kita bisa belajar di rumah dan bekerja di rumah yang mana memiliki keleluasaan dan kemewahan. Banyak yang tidak bisa bekerja di rumah karena yang mereka dapatkan penghasilan harian seperti usaha UMKM," ujarnya.

Di seminar ini, dosen Manajemen Keuangan Syariah UIN Sunan Kalijaga Abdul Qoyum menyampaikan data dari hasil survei di sebuah Baitul Mal wa-Tamwil (BMT), lembaga keuangan Islam, di Bantul.

"Pembayaran angsuran pada bulan Maret hanya mencapai 70% dan per 28 April 2020 bahkan baru mencapai 50%. Hal ini tentu ada kaitannya dengan kondisi UMKM  terdampak pandemi Covid-19. Mayoritas nasabah BMT adalah UMKM," ucapnya.

Menurut Abdul, kondisi ini sebenarnya menjadi peluang bagi ekonomi syariah untuk lebih berkembang. Dalam sistem ekonomi syariah, kreditur tidak merasa beban mereka bertambah saat kemampuan pembayaran angsuran menurun.

"Ekonomi syariah berbeda dengan ekonomi kapitalis. Ekonomi syariah bersifat elastis dan memberikan keleluasaan untuk lebih berinteraksi dengan nasabah," ujarnya.

114