Solo, Gatra.com – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Solo mencatat, indeks kerawanan pemilu (IKP) di kota Solo menurun dibandingkan pasca pandemic covid-19 ini. Sebab pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 mendatang, dalam semua aspek akan diterapkan protokol kesehatan.

”Faktor yang menentukan turunnya IKP tahun ini karena menurunnya aspek kontestasi dan partisipasi. Apalagi pada Pilkada tahun ini nantinya protokol kesehatan diterapkan dengan ketat,”ucap Ketua Bawaslu, Budi Wahyono, Sabtu (4/7).

Tercatat pada tahun 2020 ini IKP di kota Solo berada di angka 46,24. Sedangkan tahun lalu, pada pelaksanaan Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif, IKP di kota Solo angkanya diatas 50.

Tahun ini angka IKP turun karena protokol kesehatan akan diberlakukan ketat. Sebab Bawaslu tidak ingin jika nantinya muncul klaster baru covid-19 pasca pelaksanaan Pilkada bulan Desember mendatang.

”Makanya kami melengkapi petugas Bawaslu dengan APD (alat pelindung diri). Mulai dari masker, face shield, sarung tangan dan hand sanitizer serta vitamin kami siapkan untuk petugas,”ucapnya.

Baca juga: Kota Semarang Masuk Daerah Rawan Pilkada, Ini Indikatornya

Terkait anggaran pelaksanaan Pilkada, Bawaslu mengajukan Rp 7 miliar pada Pemkot Solo. Pasca Covid-19 ini tidak ada perubahan ataupun penambahan anggaran. Sebab alokasi dana untuk APD dan kebutuhan pasca Covid-19 diambilkan dari perampingan beberapa anggaran lain.

”Kami memangkas anggaran-anggaran rapat yang biasanya dilakukan secara konvensional, selain itu anggaran perjalanan dinas juga dipangkas. Jadi kebutuhan APD sebesar Rp 343 juta bisa kami penuhi dari perampingan anggaran ini,”ucapnya.

Di sisi, peringkat kota untuk IKP pada Pilkada 2020 ini berada di urutan keempat dibandingkan daerah lainnya di Solo Raya. Peringkat pertama diduduki Kabupaten Sukoharjo dengan 57,98. Pada urutan kedua yakni kabupaten Sragen dengan 56,69 dan Kabupaten Klaten dengan 52,97.