Jambi, Gatra.com - Wabah corona virus disease 2019 (COVID-19) mulai menyerang pekerja SKK Migas-PetroChina International Jabung Ltd wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi.
Anggota Komisi II DPRD Tanjung Jabung Barat, Sufrayogi Saiful mengatakan, PetroChina tidak memahami protokoler COVID-19. Terbukti ketika dia melihat ruang isolasi pasien bersama Tim Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten.
"Paham gak kawan-kawan standar protokoler COVID-19? Kalian gak paham karena pemberitahuan buletin gak ada, cuci tangan sabun gak ada, security pengamanan depan gak ada," kata pria akrab disapa Yogi dalam rekaman video diterima Gatra.com Selasa malam (28/7).
Politisi Partai Golkar berambut gondrong ini sangat marah melihat pekerja PetroChina lainnya bebas beraktivitas tanpa peduli ancaman wabah corona pada lingkungan perusahaan. Apalagi belasan pekerja PetroChina terkonfirmasi COVID-19.
"Temen-temen kepolisian ada, temen-temen TNI ada, terus ditanya dengan pak Kapolres, mereka gak tau kalau masih ada pasien. Kan gila gak itu, tiba-tiba mereka balik ke Polda nyebarin, balik ke basecamp TNI nyebarin," ucap Yogi dengan nada tinggi kepada pihak perusahaan.
Emosi Yogi kembali memuncak kala dia pernah melontarkan kritik agar PetroChina berkoordinasi dengan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Dia melihat ruang isolasi bersama Kapolres dan instansi terkait pada Senin 27 Juli 2020.
"Kalian anggap kami punya ruang isolasi. Saya lihat ruang isolasi kalian kayak gini, Kayak penjara, kan gila gak? Kalian bunuh pasien di dalam itu," ujarnya.
Sebelum mengunjungi PetroChina, Yogi terlebih dahulu menggelar rapat bersama Kapolres dan Camat Betara. Kapolres AKBP Guntur Saputro sempat berkomunikasi dengan salah satu pasien melalui aplikasi video call.
"Ditanya melalui video call sama pak Kapolres, gak dikasih minum, gak dikasih vitamin, gak ada buah-buahan, suka-suka kalian kayaknya ini. Gak ada sama sekali penerapan yang baik disini," katanya.
Yogi pernah berujar agar pasien dirujuk ke Rumah Sakit rujukan yang ditunjuk Gubernur, yakni Rumah Sakit Raden Mattaher dan Rumah Sakit Abdul Manaf. Tapi tiba-tiba ujuk-ujuk pasien dirujuk ke Rumah Sakit Siloam.
"Siloam kan gak masuk rumah sakit rujukan. Artinya mau-maunya kawan-kawan PetroChina kayaknya. Tentu ini jadi catatan, kawan-kawan nanti saya undang di DPRD untuk memperjelas terkait masalah pasien COVID-19 ini. Saya sudah pegang dokumentasi dan bukti-bukti penerapan disini semuanya," ucapnya.
Menurut keterangan Government & Relations Superintendent PetroChina, Banu Subagyo, kata Yogi, pekerja PetroChina terkonfirmasi COVID-19 berjumlah 20 orang. DPRD daerah ini akan mengikuti arahan Tim Gugus Tugas COVID-19.
"Kita hanya kasih saran aja ke Pemkab untuk minta perusahan kooperatif. Infonya tadi di RS Siloam 16 orang, Raden Mather 2 orang serta Balai Kesehatan 2 orang," kata Yogi.