Jakarta, Gatra.com- Herbalife Nutrition’s Asia Pacific Nutrition Myths Survey 2020 menyebutkan bahwa sebanyak 68% konsumen di Asia Pasifik melihat media sosial sebagai saluran yang paling sering digunakan untuk mendapatkan informasi terkait nutrisi.
"Namun konsumen di Asia Pasifik juga bingung dalam membedakan apakah informasi yang mereka dapat fakta atau mitos," ucap Senior Director,Worldwide Nutrition Education & Training, Herbalife Nutrition, Susan Bowerman dalam keterangan tertulisnya, Kamis (13/8).
Kehadiran media sosial sebagai saluran informasi secara online dapat menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi secara mudah dan cepat mengakses berbagai informasi nutrisi. Tapi di lain sisi, hal ini telah menyebabkan maraknya mitos-mitos dan misinformasi terkait nutrisi di kalangan masyarakat.
Terkait hal tersebut, berikut paparan Herbalife tentang bagaimana membenarkan miskonsepsi terkait nutrisi dan pengelolaan berat badan. "Berdasarkan hasil dari kuis yang dilakukan saat survei, kami menemukan daftar mitos-mitos terkait nutrisi dan pengelolaan berat badan yang rata-rata beredar di kalangan masyarakat," ungkap Susan.
Dia menjelaskan bahwa enam dari 10 orang mengaku sulit untuk memutuskan apakah hal tersebut fakta atau mitos. Berikut adalah paparannya :
- Mitos: Diet ketogenik adalah cara sehat untuk menurunkan berat badan
Diet ketogenik bukanlah cara yang paling berkelanjutan untuk menurunkan berat badan. Sebab Anda akan kehilangan beberapa nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh.
Seseorang yang menjalani diet keto mengonsumsi sangat sedikit karbohidrat, jumlah protein sedang, dan jumlah lemak yang sangat tinggi. Sehingga memaksa tubuh untuk mengandalkan lemak tubuh sebagai bahan bakar.
Sementara itu, membakar lemak tubuh, rendahnya tingkat konsumsi karbohidrat akan mengakibatkan lebih sedikit vitamin dan mineral yang diserap ke dalam tubuh, serta kekurangan serat.
- Mitos: Cleansing Diet dengan jus adalah strategi yang baik untuk menurunkan berat badan
Mengkonsumsi jus buah-buahan dan sayuran mungkin tampak seperti alternatif yang nyaman dalam upaya Anda mengelola berat badan. Tetapi sebagai bahan utama dalam penurunan berat badan, sayuran tidak banyak mengandung nutrisi utama seperti protein, yang membantu memuaskan nafsu makan dan mempertahankan massa otot.
Berat badan yang hilang saat menjalani diet kemungkinan besar akan naik kembali saat Anda mulai makan kembali secara normal. Makan buah dan sayuran utuh sebagai bagian dari diet seimbang akan jauh lebih bermanfaat dalam jangka panjang.
- Mitos: Karbohidrat membuat berat badan bertambah
Karbohidrat tidak dapat disalahkan atas penambahan berat badan. Sebab kelebihan kalori yang dapat menambah berat badan secara signifikan.
Susan menjelaskan bahwa nutrisi Herbalife merekomendasikan 40% asupan kalori harian berasal dari sumber karbohidrat yang sehat. Seperti sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan dan biji-bijian.
Makanan ini memberikan nutrisi penting. Yakni seperti kalsium, zat besi, serat dan vitamin B untuk tubuh.
- Mitos: Puasa intermiten merupakan cara yang efektif bagi setiap orang untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan
Puasa intermiten adalah istilah umum untuk berbagai jadwal waktu makan yang berputar antara puasa sukarela dan non-puasa selama periode tertentu. Penting untuk diperhatikan bahwa puasa untuk menurunkan berat badan bukan untuk semua orang.
Mereka yang memiliki kondisi medis seperti diabetes atau mereka yang sedang menjalani pengobatan untuk tekanan darah atau penyakit jantung harus menghindari puasa intermiten.
Karena dengan berpuasa intermiten tanpa berdiskusi dengan penyedia layanan kesehatan dapat menyebabkan kadar glukosa darah mereka turun atau meningkat secara berbahaya serta risiko kelainan elektrolit.
- Mitos: Diet sangat rendah lemak adalah cara terbaik untuk menurunkan berat badan
Keberadaan lemak sangat penting bagi tubuh kita untuk tetap sehat, karena membantu membangun membran sel dan hormon. Serta membantu penyerapan vitamin A, D, E, dan K yang larut dalam lemak.
Banyak diet rendah lemak hanya menggantikan kalori lemak dengan karbohidrat dan gula yang diproses tinggi. Ini tidak akan meningkatkan kualitas makanan secara keseluruhan.