Home Gaya Hidup Berapa Tunjangan Kosmetik Polwan? Ini Angkanya

Berapa Tunjangan Kosmetik Polwan? Ini Angkanya

Jakarta, Gatra.com - Polisi wanita (Polwan) bukan hanya dituntut profesional dalam mejalankan tugasnya, tapi juga harus berpenampilan "menarik". Lantas, adakah tunjangan untuk kosmetik atau make up agar terlihat kinclong?

Kapolres Banjar, Jawa Barat (Jabar), AKBP Melda Yanny, dalam diskusi virtual bertajuk "Polwan Berdaya Perempuan Merdeka", Minggu (13/9), mengatakan, ?ada tunjangan untuk kosmetik bagi Polwan. "Ada, ada. Ada anggaran Rp50.000," ungkapnya.

Orang nomor satu di Polres Banjar, Jabar itu menilai angka sejumlah itu sudah cukup. "Itu sudah cukup karena untuk tersenyum tidak membutuhkan biaya, tidak membutuhkan lipstik dan make up saya kira kan. Cukup, cukup Rp50.000 cukup, insyaallah," ujarnya.

Melda menyampaikan keterangan tersebut setelah moderator menanyakan soal dana khusus untuk make up bagi Powan setelah dosen dari Universitas Muhammadiyah Madiun, Arifah Rachmawati, menyampaikan hasil risetnya di Maluku pada tahun 2014.

"Waktu itu saya bertanya secara sederhana terhadap laki-laki dan perempuan secara terpisah. Saya tanyakan kepada laki-laki, apa yang Anda merasa aman dengan kinerja polisi, apa yang lebih merasa Anda lebih aman?" katanya.

Menurut Arifah, dari sekian laki-laki menjawab, akan merasa aman jika aparat kepolisian mampu menangkap penjahat dan memiliki peralatan yang lengkap dan canggih sehingga memudahkan mereka menyelesaikan persoalan.

"Itu jawaban laki-laki. Kalau ini ditindaklanjuti ke dalam kebijakan kepolisian, bisa kita bayangkan maka kepolisian kita harus mengeluarkan banyak dana untuk membeli peralatan yang canggih, kemudian melakukan pelatihan crime investigation mislanya," kata dia.

Adapun jawaban kaum hawa atau perempuan atas pertanyaan yang sama, lanjut Arifah, sangat di luar dugaan. "Jawaban mereka adalah saya akan merasa aman ketika polisi bertugas setiap hari dengan mau tersenyum kepada kami. Dengan mau menyapa kepada kami, selamat pagi ibu, selamat pagi mama," ungkapnya.

Menurutnya, jawaban kaum perempuan tersebut jika diterapkan dalam kebijakan kepolisian, ini tidak akan mengeluarkan biaya. "Karena kita hanya meminta mereka tersenyum kepada masyarakat," ujarnya.

Intinya, kata Arifah, bahwa pendekatan kepolisian itu ditentukan oleh bagaimana para personel Polri, baik itu laki-laki maupun perempuan dalam menjalankan tugasnya. "Bukan itu polisi laki-laki dan perempuan, jadi tidak pada identitas seksualnya, tapi pada sifat-sifatnya, karakteristiknya," kata dia.

Menurutnya, karakteristik anggota atau personel kepolisian yang diharapkan yaitu lebih peduli, empati, mau mendengarkan, sabar, mampu menahan diri tidak melakukan kekerasan. "Itu bisa dilakukan oleh polisi laki-laki dan Polwan. Jadi intinya di situ menurut saya," katanya.

Namun demikian, Arifah mendorong agar jumlah Polwan lebih banyak lagi karena saat ini jumlahnya masih sedikit jika dibandingkan jumlah Polki di Polri.

"Tadi disebutkan [Kapolres Banjar], saat ini sangat diperlukan Polwan untuk menangani kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan. Jumlahnya sangat luar biasa apalagi di masa Covid," katanya.

5263