Home Kesehatan Sebanyak 538 Anak di Jateng Terpapar Covid-19

Sebanyak 538 Anak di Jateng Terpapar Covid-19

Semarang, Gatra.com - Sebanyak 538 anak di Jawa Tengah (Jateng) diketahui telah terpapar Covid-19. Mereka berusia antara 0-11 tahun.

Ketua Tim Ahli Gugus Tugas Covid-19 Jateng dr. Anung Sugihantono mengatakan, anak-anak yang terpapar virus Corona itu terdiri atas 222 orang perempuan dan 316 orang laki-laki.

“Dari data pada sistem pelaporan corona.jatengprov.co.id pada 17 September 2020 sebanyak 538 anak terpapar Covid-19,” katanya pada Webinar "Peran Media dalam Mempromosikan Program Kesejahteraan dan Perlindungan Anak di Masa Pandemi: Anak-Anak dalam Pusaran Kluster Keluarga Covid-19", Jumat (18/9).

Sedangkan secara nasional, menurut Anung yang juga mantan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan bahwa tercatat sebanyak 15.000 anak usia hingga 14 tahun terpapar Covid-19.

Dari jumlah tersebut ada sebanyak 165 anak meninggal dunia. Angka kematian tertinggi untuk anak terjadi pada bayi, yakni usia hingga satu tahun.

“Data per 16 September 2020 sebanyak 15.000 anak terpapar Covid-19. Data selalu berubah setiap saat. Untuk secara nasional jumlah penduduk yang terpapar Covid-19 ada 230.000 orang,” jelas Anung.

Sementara dokter spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia Jateng, Setya Dipayana dalam kesempatan sama menjelaskan bahwa anak memiliki kekebalan tubuh (imunitas) yang bagus.

Karena imunitasnya bagus ini, mereka kemungkinan justru menjasi asymptomatis yakni telah terpapar Covid-19 namun tidak menimbulkan gejala apa-apa karena mereka kebal.

Namun, ketika mereka berdekatan dengan orang yang kekebalannnya menurun atau orang tua, maka mereka menjadi penular.

“Anak-anak bisa disebut super spreader (penyebar super). Bisa menyebarkan ke mana pun tanpa terdeteksi,” ujar Setya.

Permasalahannya, lanjut dia, keluarga sering menyatakan bahwa anaknya tidak usah dilakukan test Covid-19 karena merasa kasihan. Padahal anak-anak bisa menjadi penyebar virus Corona.

Oleh karenanya, semua harus sadar dengan membuat adaptasi kepada kebiasaan baru, termasuk kepada anak-anak agar penularan itu tidak terjadi. Caranya seperti yang sudah dianjurkan pemerintah, membiasakan anak-anak mencuci tangan, mengenakan masker, dan menjaga jarak.

“Orang tua harus memberikan edukasi yang jelas dengan bahasa yang mengena kepada anak-anak, semisal diberi pengertian jangan saling tukar masker karena gambar maskernya Doraemon atau gambar lainnya,” jelas Setya.

Menurut Kepala Kantor Unicef Perwakilan Jateng yang juga Tim Komunikasi Satgas Covid-19 Arie Rukmantara, anak-anak adalah bagian dari sebuah ekosistem keluarga. Sedangkan keluarga merupakan bagian yang paling beresiko tinggi di masa pandemi Covid-19, sehingga keluarga harus dilindungi paling ketat.

“Karena dengan melindungi keluarga, maka perlindungan terhadap anak-anak akan dengan sendirinya bisa dilakukan,” ujarnya.

390