Home Ekonomi Ganjar Cek Bulog, Tak Ada Bencana Harga Stok Ndongkrok

Ganjar Cek Bulog, Tak Ada Bencana Harga Stok Ndongkrok

Klaten, Gatra.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau gudang Bulog yang ada di Banaran, Delanggu, Klaten, Senin (29/3). Hal ini dilakukannya untuk mengetahui serapan gabah petani saat musim panen.

Ganjar meninjau gudang Bulog dengan didampingi Wakil Bupati Klaten Yoga Hardaya dan Pemimpin Wilayah Bulog Jawa Tengah Miftahul Ulum. Dari laporan yang diterima Ganjar, saat ini Bulog Jawa Tengah hanya mendapat jatah untuk menyerap 204.000 ton gabah dari petani.

Angka tersebut dinilai masih terlalu kecil. Sebab saat ini Jawa Tengah sedang memasuki musim panen raya. Menurut laporan Dinas Pertanian dan Perkebunan, sejak Januari-Mei ini Jateng sudah surplus 1,6 juta ton.

”Bulan April ini kita sedang memasuki peeks panen raya. Bulog ini sudah mulai menyerap. Makanya kita akan memastikan gabah dari petani bisa dibeli dengan harga layak, atau minimal sama dengan HPP (harga pokok penjualan),” katanya.

Sayangnya ada mekanisme penyerapan dari Bulog yang belum mendukung. Rendahnya penyerapan ini dikarenakan fungsi Bulog yang tidak optimal. ”Dulu Bulog bisa menyerap banyak karena program raskin, sekarang programnya ditiadakan,” katanya.

Menurutnya saat ini penyerapan dari Bulog tidak bisa banyak karena tidak bisa dikeluarkan. Keluarnya secara rutin hanya karena bencana dan operasi pasar. ”Jadi mohon maaf, kalau tidak ada bencana harga atau harganya stabil atau tidak ada operasi pasar, ya ndongkrok (mangkrak),” katanya.

Untuk itu Ganjar mengusulkan pada pemerintah pusat agar membuat kebijakan baru terkait serapan beras. Dia berharap Bulog bisa diberi tugas lebih banyak atau kembali seperti dulu. Sebab menurutnya saat ini fungsi Bulog saat ini agak pincang.

”Disatu sisi mereka diminta nyerap gabah dari petani, tapi keluarnya tidak banyak, hanya untuk stok saja. Kalau sistemnya ndak dirubah, sudah pasti serapan Bulog nggak bisa bagus. Dampaknya harga petani pasti rendah karena betul-betul menggunakan mekanisme pasar dan diadu dengan pasar,” tegasnya.

134