Home Milenial Perpusnas Berkonsep 70% Transfer Ilmu Pengetahuan

Perpusnas Berkonsep 70% Transfer Ilmu Pengetahuan

Jakarta, Gatra.com – Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas RI), Syarif Bando, mengungkapkan lembaganyakini berkonsep 70% transfer ilmu pengetahuan atau knowledge transfer seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan modern.

“Kami di sini tidak lagi menjadi perpustakaan abad 18, simbol eksklusif orang-orang berilmu. Kami sekarang berada pada posisi 70% transfer [of] knowledge. Jadi, kita sudah meninggalkan abad 18 dan 19,” ujar Syarif saat menjadi pembicara webinar bertajuk Manfaat Layanan Digital Perpustakaan Nasional yang digelar Selasa, (18/5).

Menurut Syarif, beberapa abad silam akses terhadap ilmu pengetahuan sangat terbatas. Hanya kaum elit saja yang memiliki akses tersebut. Sekarang, situasi telah berubah. Siapa pun boleh mendapat akses terhadap ilmu pengetahuan dan informasi.

Perpusnas menyediakan akses tersebut kepada seluruh warga negara Indonesia dengan tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang diamanatkan oleh UUD 1945. Dengan demikian, ilmu pengetahuan tidak lagi dimonopoli oleh kaum elit semata.

Disebutkan bahwa ilmu pengetahuan yang kini telah jauh berkembang juga diiringi kemajuan teknologi yang tak kalah gemilangnya. Dengan situasi ini, Perpusnas pun berbenah diri dan beradaptasi dengan dunia digital. 

“Perpusnas telah mengembangkan empat buah layanan yang memanfaatkan teknologi, yaitu i-Pusnas, e-resources, Indonesia One Search, dan Khasanah Pustaka Nusantara (Khastara),” katanya.

Dengan mengakses i-Pusnas, lanjut Syarif, seseorang bisa membaca berbagai buku pelajaran, buku anak. Layanan i-Pusnas memiliki jangkauan yang amat luas. Di sana tersedia buku-buku untuk anak kecil hingga orang dewasa, beraliran fiksi maupun non-fiksi, yang bisa diakses baik oleh siswa sekolah, mahasiswa, dosen, hingga peneliti.

Sementara dengan e-resources, kata Syarif, para akademisi bisa mengakses jurnal-jurnal tertentu, baik lokal maupun internasional, yang berkaitan dengan subjek-subjek yang berasal dari berbagai disiplin ilmu. 

“Selain itu, e-resources menyediakan artikel hingga majalah-majalah populer yang bisa diakses selama 24 jam dalam beragam bentuk format, seperti word atau pdf,” ujarnya.

Syarif menjelaskan bahwa Indonesa One Search (IOS) berperan sebagai sumber untuk siapa pun yang ingin menemukan hal-hal baru. Dengan kata lain, IOS bisa disebut juga sebagai Google untuk perpustakaan Indonesia.

Alasannya adalah seseorang bisa menemukan buku yang dibutuhkan dengan mengetikkan nama buku di mesin pencari. Buku-buku yang muncul setelah dicari adalah buku-buku yang terseida di seluruh perpustakaan di Indonesia.

“Ini merupakan upaya pengelolaan ilmu pengetahuan yang disimpan di seluruh perpustakaan di Indonesia dalam satu pencarian yang terintegrasi. Dalam layanan ini, seseorang bisa mencari buku, artikel, jurnal, publikasi, hasil penelitian, dan lain-lain,” katanya.

Syarif menyebut ISO cocok bagi akademisi yang sedang mencari literatur tertentu. Dalam situasi tertentu, buku versi online kadang kala tidak tersedia di ISO. Seseoang bisa mengunjungi perpustakaan terdekat untuk mendapatkannya.

Sementara Khasanah Pustaka Nusantara (Khastara) katanya, adalah layanan perpusnas yang menyediakan koleksi-koleksi lama yang sangat bernilai. Yang termasuk di dalamnya adalah buku-buku, surat kabar, majalah, peta, naskah-naskah langka dari masa silam.

214

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR