Home Internasional Hezbollah Ancam Tak Ada Tempat Aman di Israel Jika Memulai Perang

Hezbollah Ancam Tak Ada Tempat Aman di Israel Jika Memulai Perang

Jakarta, Gatra.com - Hezbollah menyatakan kesiapan untuk menghadapi konflik berskala penuh dengan Israel.

Pemimpin Hezbollah, Hassan Nasrallah juga memperingatkan Siprus bahwa negara itu bisa menjadi target jika membantu pasukan Israel.

Nasrallah menyampaikan pidato yang disiarkan televisi pada hari Rabu (19/11) setelah upacara peringatan wafatnya Hajj Sami Taleb Abdullah, seorang komandan senior Hezbollah yang terbunuh dalam serangan Israel di Lebanon Selatan awal pekan ini.

"Jika perang dipaksakan, front perlawanan akan berperang tanpa batas dan aturan," katanya.

"Tidak ada tempat yang aman dari rudal dan drone kami." tambahnya.

Menurutnya, konfrontasi saat ini menjadi pertempuran terbesar sejak 1948, tahun di mana Israel menyatakan kemerdekaannya.

Nasrullah pun berjanji akan memberikan konsekuensi yang tak pernah dibayangkan kepada Israel.

"Kami akan mengubah wajah kawasan dan membentuk masa depannya," kata Nasrallah.

Milisi Syiah yang mengendalikan sebagian besar Lebanon ini telah menyerang pasukan Israel di Galilea sejak 7 Oktober tahun lalu, ketika Israel menyatakan perang terhadap Hamas di Gaza.

Serangan roket di kedua sisi perbatasan telah mengusir lebih dari 53.000 orang Israel dan hampir 100.000 orang Lebanon dari rumah mereka.

Hezbollah mengeklaim mampu menyerang posisi Israel secara akurat. Ia mengaku bahwa pihaknya memliki data informasi tentang kekuatan Israel.

Menurut Nasrallah, Hezbollah memiliki semua senjata yang dibutuhkan untuk menyerang target di Israel, termasuk senjata yang sebelumnya belum pernah diungkapkan dan belum digunakan di medan perang.

Nasrallah juga mengancam Siprus untuk pertama kalinya, mengatakan kepada pemerintah di Nicosia jika membuka bandara dan pangkalannya kepada Israel berarti telah ikut menjadi bagian dari perang.

Nasrullah mengklaim bahwa Israel memiliki rencana rahasia untuk menggunakan lapangan udara di Siprus bila pangkalan udara mereka dilumpuhkan oleh serangan Hezbollah.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan pada hari Selasa (18/6) bahwa mereka telah menyelesaikan rencana operasional terkait serangan terhadap Lebanon.

Menanggapi seruan AS untuk menahan diri, Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz mengatakan negaranya akan memutuskan untuk mengubah aturan permainan melawan Hezbollah dan Lebanon.

"Dalam perang total, Hezbollah akan dihancurkan dan Lebanon akan mendapat pukulan keras." tegasnya.

Konfrontasi besar terakhir Israel dengan Hezbollah terjadi pada tahun 2006, ketika serangan darat ke wilayah Lebanon Selatan.

175