Home Gaya Hidup Dalang Sosialisasikan Prokes melalui Pertunjukan Wayang

Dalang Sosialisasikan Prokes melalui Pertunjukan Wayang

Pati, Gatra.com - Pertunjukan wayang kulit tak biasa dihelat di Desa Kropak, Kecamatan Winong, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, baru-baru ini. Uniknya, wayang yang dipentaskan juga menggunakan masker mulut. Selain itu, tidak seperti pagelaran wayang kebanyakan, tontonan budaya itu menerapkan pembatasan secara ketat.

Memang belakangan ini di wilayah kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani, banyak acara rutinan ritual budaya masyarakat Sedekah Bumi. Di beberapa daerah, masing-masing berbeda. Ada yang menggelar pertunjukan wayang, ketoprak, tayub, dan bidaya Jawa lainnya.

Dalam tradisi Jawa, Sedekah Bumi biasanya memiliki tradisi wajib seperti salah satu pertunjukan tersebut, dan kegiatan doa bersama sebagai wujud syukur serta tolak balak. 

Untuk menyiasati agar tidak terjadi kerumunan di masa pandemi Covid-19, dan ritual budaya tetap berlangsung. Pelaku seni pun mau tidak mau harus memutar otak agar ritual berjalan, meski dengan pembatasan ketat. Terlebih, turut mengedukasi penerapan protokol kesehatan (Prokes) kepada masyarakat.

Dalang Wayang Kulit, Budiono mengatakan, hanya ada tiga orang penabuh gamelan, seorang sinden, dan dalang. Wayangnya yang dijajar pun tak banyak dalam pertunjukkan di masa pagebluk ini. Ia pun merasa ikut terpanggil dan bertanggungjawab untuk membina masyarakat agar patuh prokes.

"Setiap pementasan saya selalu menyelipkan informasi Covid-19 yang bersumber dari pemerintah agar masyarakat patuh prokes. Kita juga batasi orangnya, jam, dan bahkan wayang kita kasih masker," ujarnya, Rabu (4/8).

Budiono ingin membantu pemerintah untuk memberikan pemahaman tentang prokes kepada masyarakat, melalui media pertunjukan wayang. Ia berharap dengan media hiburan, masyarakat menjadi lebih mudah menyerap pesan yang disampaikan. 

Sejak pandemi merangsek Indonesia, pihaknya berusaha tetap eksis berkesenian. Satu di antaranya melalui paket pentas virtual, hal itu agar seniman tetap beraktivitas dengan tetap pada format protokol kesehatan.

Saat ini pria yang juga pemilik sanggar seni Paringga Jati Raras ini, lebih banyak pentas untuk kegiatan Sedekah Bumi, tentu dengan penerapan prokes yang ketat. Hal itu terlihat dari durasi pentas yang hanya maksimal dua jam, dengan penonton terbatas. 

"Personel yang kami bawa juga terbatas. Biasanya penabuh gamelan sendiri lebih 10 orang, sinden yang biasanya juga banyak, ini hanya satu orang," imbuhnya.

1718