Slawi, Gatra.com – Klaster penularan Covid-19 muncul di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Sebanyak 197 narapidana (napi) di lapas Kelas IIB ini tertular Covid-19 dari petugas.
Keberadaan napi yang terinfeksi virus corona itu diketahui setelah dilakukan rapid test antigen massal secara bertahap sejak 29 Juli hingga 6 Agustus. Tes swab massal itu dilakukan menyusul adanya petugas lapas yang didapati positif Covid-19.
"Awalnya ada 212 napi yang positif Covid-19, saat ini sisa 197 yang masih positif," kata Kepala Lapas Kelas IIB Slawi, Mardi Santoso, Jumat (13/8).
Mardi mengatakan, para napi yang terpapar Covid-19 kondisinya tidak mengalami gejala. Mereka juga tidak ada yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta.
Untuk mencegah penularan lebih luas, pemisahan blok yang ditempati dilakukan terhadap napi yang positif dan negatif.
Baca Juga: Ratusan Warga Binaan Rutan Purworejo Divaksin
"Untuk napi positif Covid-19 ditempatkan di dua blok bagian selatan, sedangkan napi negatif di blok utara. Jadi antara mereka tidak ada kontak," ujarnya.
Menurut Mardi, para napi tersebut tertular Covid-19 dari petugas lapas. Sebab, selama ini mereka tidak pernah keluar area lapas.
"Yang pasti, penularan dari petugas karena mereka tidak pernah keluar. Selain itu, mereka juga tidak pernah dibesuk karena jam besuk sudah ditidakan sejak 2020. Kalau ada yang membesuk ya lewat video call," ujarnya.
Mardi mengatakan, penanganan klaster Covid-19 tersebut berjalan dengan baik karena adanya sinergi dan dukungan dari pemkab, polres, dan kodim. "Alhamdulillah kami dibantu oleh bupati, kapolres, dandim, dan Dinas Kesehatan, termasuk dari Puskesmas Kambangan," ujarnya.
Baca Juga: Dua Napi Terorisme Nusakambangan Ikrar Setia NKRI
Berkat dukungan dari pihak-pihak tersebut, kata Mardi, pihaknya juga sudah melakukan vaksinasi terhadap para napi. Dari 339 orang jumlah total napi, sebanyak 260 di antaranya sudah divaksin.
"Dari 339 yang didata untuk divaksin, 24 orang belum bisa divaksin karena tidak lolos saat screening kesehatan dan 44 orang belum memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK)," katanya.
Kasi Binadik Lapas Kelas IIB Slawi, Anistyo G. A., menambahkan, para napi yang positif dalam kondisi baik. Selain terus dipantau kondisi kesehatannya, mereka juga mendapat obat dan vitamin dari Dinas Kesehatan, puskemas, dan polres. "Setiap hari mereka juga berolahraga sekaligus berjemur," ujar Tyo, sapaan Anistyo.
Menurut Tyo, upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di lapas selama ini sudah dilakukan, antara lain dengan penerapan protokol kesehatan ketat, peniadaan jam besuk, dan penyemprotan disinfektan rutin di seluruh area lapas.
"Penyemprotan biasanya dilakukan rutin dua sampai tiga kali seminggu [pekan], sekarang dilakukan setiap hari," ujarnya.