Banyumas, Gatra.com – Pemerintah Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah mendorong agar masyarakat mengembangkan budidaya sapi perah. Sebagai daerah dataran tinggi dengan suhu dingin, Wonosobo dinilai cocok untuk sapi perah yang sebagian besar berasal dari negara subtropis.
Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar, mengatakan sebagai daerah agraris dimana sebagian besar masyarakatnya adalah petani, sektor pertanian menjadi salah satu sektor unggulan penyumbang ekonomi terbesar di Kabupaten Wonosobo.
Ia menilai pengembangan budidaya baik pada sub sektor pertanian, peternakan, maupun perikanan, merupakan upaya yang patut didukung.
"Saya menilai pengembangan budidaya baik pada subsektor pertanian, peternakan, maupun perikanan, merupakan upaya yang patut didukung,” katanya, dalam launching budidaya sapi perah KWT Tani Mukti Tawangsari, tepatnya di kampung Penawangan Kelurahan Tawangsari, pada Kamis (17/2).
Terkait budidaya sapi perah, Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Tani Mukti Tawangsari Hartati mengungkapkan, kelompok ini terbentuk sejak tahun 2010 dan mulai melakukan pengolahan pada tahun 2012.
Ragam kegiatan KWT ini yakni peternakan, dan pengolahan hasil budidaya sapi perah. Yang diolah berupupa, yogurt, permen susu, stick susu, kerupuk susu.
Dikatakan, produksi susu perahan 150 hingga 300 liter per hari. Pemasaranya sudah meluas nasional yang salah satunya masuk market.
“Alhamdulillah kita produksi susu sudah mencapai 150 sampai 300 liter perhari. Selain pemasaran lokal, pemasaran modern kita sudah masuk market," ungkap Hartati.
Dia juga bertekad mengembangkan sapi perah baik dari kuantitas produksi maupun kualitas. Dengan begitu, KWT ini akan mampu menjadi salah satu penopang ekonomi masyarakat, khususnya anggota.