Palembang, Gatra.com - Sumatera Selatan (Sumsel) berhasil membuat 321 loyang bolu kojo berbentuk miniatur Jembatan Ampera. Keberhasilannya membuat bolu kojo terbanyak tersebut akhirnya memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Makanan khas Bumi Sriwijaya yang dibuat para peserta dari anggota Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Sumsel itu, ditata sedemikian rupa, sehingga enjadi miniatur Jembatan Ampera dengan ukuran panjang empat meter, lebar satu meter dan tinggi 1,8 meter.
Gubernur Sumsel, Herman Deru, mengapresiasi pihak penyelenggara terutama TP PKK yang memiliki ide kreatif untuk membangkitkan kreativitas kalangan perempuan di wilayahnya.
“Ini sangat inovatif bisa membuat karya sekaligus mempertahankan ciri khas makanan Sumsel dan berhasil tercatat di Rekor MURI. Tentunya, saya sangat senang dengan kegiatan semacam ini,” ujarnya saat kegiatan pembuatan bolu kojo terbanyak berbentuk miniatur Jembatan Ampera di Halaman Griya Agung Palembang, Selasa (19/4).
Selain itu, Deru juga mengajak para perempuan dan generasi muda di wilayahnya untuk terus melestarikan makanan khas yang berasal dari Provinsi Sumsel.
“Bolu kojo ini sangat familiar di Sumsel. Mungkin ada juga di daerah lainnya dengan nama yang berbeda dan cita rasa yang berbeda juga. Tugas para anak mudalah melestarikannya salah satunya melalui kegiatan seperti ini,” katanya.
Karena itu, sambungnya, kegiatan serupa diharap agar terus digalakkan terutama yang bermuatan kearifan lokal baik itu seni, budaya, maupun kuliner khas Sumsel agar tidak punah.
“Ini juga ajang mengingatkan kembali masyarakat bahwa ada kuliner yang paling digemari di Sumsel, selain pempek. Saya ingatkan para wanita, ibu-ibu untuk terus melakukan kegiatan yang positif meskipun harus bersaing dengan laki-laki,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Sumsel, Febrita Lustia, menjelaskan kegiatan tersebut digelar selain memeriahkan Hari Kartini juga bertujuan membantu para pelaku usaha UMKM, terlebih bolu kojo yang dijual di pasaran sebagian merupakan produm dari kalangan pelaku usaha.
“Kegiatan ini juga kami lakukan sebagai rangka membantu para pelaku usaha karena bolu ini sangat digemari masyarakat sebagai kudapan saat berbuka puasa,” ujarnya.
Melalui kegiatan tersebut, lanjutnya juga dalam rangka memperkenalkan sebagian dari makanan khas Sumsel. “Kegiatan ini juga sebagai cara para perempuan-perempuan Sumsel untuk memperkenlakan makanan khas Sumsel,” katanya.