Tangerang Selatan, Gatra.com- Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi mengatakan, dunia pendidikan saat ini dipaksa untuk mengubah sistem pembelajaran konvensional ke arah lebih modern, dinamis, dan inklusif tanpa menurunkan standar kualitas output yang ditetapkan.
Universitas Terbuka, sebagai kampus pionir yang mempelopori sistem pembelajaran jarak jauh memiliki sejarah panjang. Lebih dari tiga dekade dalam mencetak SDM yang berkualitas dan berdaya saing di dunia kerja yang mencakup berbagai bidang.
Hal itu diungkapkan Anwar Sanusi ketika memberikan sambutan pada acara Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kemnaker dengan Universitas Terbuka (UT), di Kampus Universitas Terbuka, Tangerang Selatan, Selasa (28/6).
Anwar menjelaskan, tujuan dari MoU ini adalah bagaimana dapat berkontribusi untuk meningkatkan SDM Indonesia yang unggul dan memiliki kompetensi di bidangnya masing-masing.
"Jika berbicara tentang ketenagakerjaan adalah bagaimana menyiapkan SDM yang memiliki kompetensi pada bidangnya serta sesuai dengan kebutuhan dunia kerja," ungkap Anwar Sanusi.
Anwar mengemukakan, Indonesia sebagai negara dengan jumlah PMI yang sangat besar dan tersebar di seluruh dunia ingin agar para PMI ini ketika berangkat ke negara penempatan memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. "Tentunya negara harus dapat memberikan alternatif pendidikan, agar para PMI tersebut bisa merasakan bagaimana pendidikan yang tinggi itu," ujarnya.
Ia menyebut, Kemnaker sudah menyampaikan kepada negara penempatan agar para PMI bisa diberikan kesempatan untuk bisa belajar, dan model yang dikembangkan oleh Universitas Terbuka ini adalah model yang bisa belajar kapan saja.
"Fleksibilitas waktu dalam belajar yang diberikan oleh Universitas Terbuka ini sudah sangat bagus," ujar Anwar Sanusi.
Sementara itu, Rektor Universitas Terbuka, Ojat Darojat menambahkan dari MoU ini ada aspek strategis tentang penempatan PMI di dalam dan luar negeri. Universitas Terbuka telah berkontribusi kepada para PMI untuk meningkatkan kompetensinya dengan kuliah di Universitas Terbuka.
"Itu sangat bagus dan jadi peluang yang jarang bisa diraih oleh perguruan tinggi lainnya," kata Ojat.