Jakarta, Gatra.com – PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) bertekad untuk terus memenuhi permintaan energi dan sumber daya alam berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara.
Dalam pernyataan Kamis (22/9), untuk mewujudkan misi tersebut, MedcoEnergi berkomitmen menerapkan praktik dan standar global Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) terbaik, termasuk standar Global Reporting Initiative serta Sustainable Development Goals (SDGs).
Baca Juga: Medco Power dan PTPS Kembangkan Energi Berbasis Gas dan Terbarukan di Sulteng
Hingga saat ini, MedcoEnergi telah mencapai 90% dari metrik dan target keberlanjutan lima tahun yang ditetapkan dalam Penilaian Materialitas 2018 dengan fokus penguatan kebijakan, tata kelola, sistem, kemampuan, dan budaya keberlanjutan.
Selama 2019-2021, peringkat ESG perseroan dari lembaga MSCI meningkat dari B, menjadi BB kemudian BBB dan skor sustainalytics meningkat dari 49,9 menjadi 42,2.
Pada 2022, MedcoEnergi terus memperbaiki kinerja dan pengungkapan ESG dengan melakukan pembaruan penilaian materialitas untuk menetapkan metrik dan target keberlanjutan 2022-2027.
Selain itu, menerbitkan laporan Task Force on Climate-Related Financial Disclosure (TCFD) untuk pertama kalinya dan melaporkan kinerja emisi perusahaan untuk tahun kedua di platform CDP (sebelumnya dikenal sebagai Carbon Disclosure Project).
Senior Manager Corporate Sustanability & Risk Management MedcoEnergi, Firman Dharmawan, mengatakan, pihaknya berkomitmen mencapai emisi Net Zero Scope 1 dan 2 pada 2050 dan Scope 3 pada 2060, serta baru-baru ini menerbitkan target interim untuk 2025 dan 2030.
Firman menyampaikan bahwa kerangka keberlanjutan perusahaan memberikan landasan bagi strategi perubahan iklim dan aspirasi emisi net zero perseroan.
Baca Juga: Cangkang Sawit Energi Ramah Lingkungan Pengganti Batubara
“Kami akan tetap fokus pada peningkatan ESG dengan target yang terukur dalam Strategi Perubahan Iklim dan Transisi Energi,” ujarnya.
Ia menjelaskan, strategi ini dikembangkan melalui proses multi tahun untuk membangun pemahaman internal dan infrastruktur yang diperlukan dalam mengelola risiko perubahan iklim tersebut.