Bandung, Gatra.com – SKK Migas terus berupaya meningkatkan agresivitas dan jumlah kegiatan utama hulu migas. Hingga September 2022, kegiatan pengeboran sumur pengembangan, workover dan well service, sudah diatas target.
Tenaga Ahli Kepala SKK Migas Ngatijan menyatakan mengenai cakupan capaian kinerja utama hulu migas untuk aspek reserve replacement ratio (RRR), lifting minyak dan gas, realisasi cost recovery, penerimaan negara dan capaian investasi.
“Dampak dari masifnya pengeboran sumur pengembangan, kegiatan workover dan well service akan meningkatkan produksi migas hingga akhir tahun 2022. Kabar baiknya tentu adalah akan mendukung produksi migas pada level yang lebih optimal di awal tahun 2023,” kata Ngatijan dalam Forum Group Discussion (FGD) SKK Migas & KKKS di Bandung, Senin (03/10).
Ngatijan menyebut, tantangan terberat terkait dengan upaya meningkatkan lifting minyak dan gas, serta upaya mencapai target investasi hulu migas tahun 2022. Kendala yang dihadapi antara lain kejadian unplanned shutdown, adanya kebocoran pipa karena fasilitas hulu migas yang sudah menua serta sulitnya mendapatkan rig untuk mendukung program pengeboran, yang tahun 2022 sangat masif dan agresif bahkan melampaui sebelum pandemi Covid-19.
Hingga September 2022, pengeboran sumur mencapai 543 sumur atau 61% dari target yang mencapai 890 sumur pengembangan atau sudah mencapai 113%, dibandingkan capaian tahun 2021 yang sebesar 480 sumur pengeboran pengembangan.
“Kegiatan workover sudah mencapai 85% dari target dan well service sudah mencapai 76% dari target,” ujarnya.
Baca Juga: SKK Migas Minta Dukungan Daerah Wujudkan Nett Zero Emission
Ngatijan mengatakan pondasi keberlanjutan industri hulu migas nasional yang didukung program pengeboran sumur eksplorasi yang lebih masif dan agresif membuahkan hasil yang baik.
Hingga September 2022, dari 18 sumur eksplorasi yang sudah ditajak, dengan success ratio mencapai 82% dengan total sumberdaya predrill (P50) mencapai sekitar 508 MMBOE.