Home Sumbagsel Dua Siswa SD di Sekayu Muba Keracunan, Diduga Usai Konsumsi Permen

Dua Siswa SD di Sekayu Muba Keracunan, Diduga Usai Konsumsi Permen

Musi Banyuasin, Gatra.com - Dua siswa kelas V sekolah dasar di Kelurahan Balai Agung Kecamatan Sekayu, kabupaten Musi Banyuasin (Muba) diduga alami keracunan makanan pada Jumat, (4/11/2022).

Dua bersaudara bernama Za dan Me ini sempat mengalami gangguan kesehatan diduga akibat mengkonsumsi permen yang mereka beli di warung sekitar sekolah.

Diketahui pada Jumat kemarin sekitar pukul 14.30 WIB, petugas Puskesmas Balai Agung mendapatkan informasi dari petugas surveilans RSUD Sekayu yang mengabarkan ada kejadian kasus keracunan makanan yang diduga dari permen lunak atau warna-warni.

Dilaporkan dua korbannya mengalami keracunan setelah mengkonsumsi permen cair berwarna kuning sekitar 10.00 WIB. Sampai di rumah pukul 11.00 WIB, korban Za sempat mengukonsumsi bubur ayam buatan ibunya sendiri.

Usai makan bubur, pada pukul 14.00 WIB, Za dan Me makan permen yang diperoleh dari temannya di sekolah. Saat itulah tak berapa lama makan permen kedua anak ini merasakan mual lalu muntah lima kali dan mencret sekali.

Kemudian pada pukul 14.30 WIB kedua anak ini dibawa orang tuanya ke UGD RSUD Sekayu. Setelah ditangani oleh petugas UGD Za tidak ada keluhan lagi. Sedangkan Me masih mencret sebanyak 5 kali sampai pukul 10.05 WIB hingga Sabtu (5/11/2022).

Mendapati laporan keracunan ini, Pj Bupati Muba Apriyadi langsung memerintahkan Kadinkes dr Azmi Dariusmansyah untuk mengecek kebenaran kasus ini.

"Begitu mendapatkan perintah Pj Bupati kami langsung terjunkan tim. Satu tim bergerak bersama Disdagperin Muba menyisir keberadaan warung yang menjual permen untuk digunakan sebagai sampel, dan satu tim gerak cepat merawat dan memeriksa dengan seksama kondisi korban," ujar dr Azmi saat dikonfirmasi, Minggu (6/11/2022).

Ia menambahkan, kondisi dua beradik Za dan Me kini sudah bagus dan tidak ada keluhan lagi. Sedangkan sampel permen sudah diambil dan disampaikan ke BP POM untuk ditindaklanjuti.

Azmi menegaskan, adanya keracunan permen yang menimpa Za dan Me masih berupa dugaaan. Meski begitu pihaknya mengeluarkan imbauan agar permen yang diduga menjadi penyebab keracunan untuk sementara tidak diedarkan sambil menunggu hasil penelitian dari BPOM.

Sedangkan dari hasil penyisiran ke sejumlah warga sekitar penjual permen dan kediaman korban dijelaskan Azmi tidak ditemukan korban lain.

"Hasil penelusuran hingga Sabtu tak ada korban lain di luar dua korban yang kita rawat. Kita juga sedang mencari akar penyebab yang memicu korban hingga muntah dan mencret," jelas Azmi.

Selanjutnya, petugas surveilans Dinas Kesehatan beserta tim puskesmas (surveilans dan kesling) serta petugas dari Disdagperin langsung turun ke lokasi kejadian dengan melakukan penyelidikan epidemiologi dan melakukan pemeriksaan ke warung dekat SD N 2 Sekayu tempat anak tersebut membeli permen.

"Penyisiran di warung dilakukan karena tak ada lagi sisa permen yang dikonsumsi korban. Bahkan di warung, petugas tidak menemukan permen lunak warna-warni. Begitupun warung sekitar sekolah juga tak ditemukan permen serupa yang dikonsumsi korban," ungkapnya.

Kemudian tim melanjutkan penyelidikan ke agen penjualan permen di pasar terminal lama Sekayu dan berhasil menemukan permen sejenis. Petugas langsung membeli permen tersebut sebanyak satu toples, dan disimpan untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium.

"Tim juga tidak mendapatkan sampel muntahan dari pasien karena pada saat kunjungan ke RS korban tidak mengalami muntah lagi dan kondisi sudah mulai membaik tetapi masih perlu mendapatkan perawatan," jelasnya.

Untuk memperoleh hasil pasti, dr. Azmi masih melakukan survei dan dia menginformasikan tidak ada penambahan jumlah kasus.

"Alhamdulillah, kondisi pasien sudah bagus, tim tetap bekerja sambil menunggu hasil lab BPOM," tegasnya.

Sementara itu kepala Disdagperin Muba, Azizah menerangkan pihaknya telah menerjunkan tim dan mengamankan permen yang diduga menjadi penyebab siswa tersebut keracunan.

"Permen-permen tersebut sudah diamankan lalu diambil sampelnya dan diserahkan ke BPOM untuk diteliti," tutupnya.

175