Solo, Gatra.com – Resepsi pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono akan dilaksanakan di Pura Mangkunegaran, Solo, Minggu (11/12). Untuk acara di Pura Mangkunegaran, para tamu undangan dilarang menggunakan batik bermotif parang.
Dalam hajatan mantu Presiden Joko Widodo tersebut, ribuan tamu undangan akan hadir. Para tamu undangan ini diminta untuk mengenakan batik dengan motif khusus, yakni parang lereng.
Hal ini disampaikan juru bicara pernikahan Kaesang – Erina, Gibran Rakabuming Raka. Ia meminta para tamu undangan tidak menggunakan motif tersebut. ”Tamu dilarang memakai batik motif parang. Yang meminta dari pihak Mangkunegaran, tidak boleh menggunakan motif parang,” kata Wali Kota Solo ini, Rabu (7/12).
Aturan ini menjadi tradisi di wilayah pecahan kerajaan Mataram Islam. Motif parang lereng merupakan batik dengan ciri lekukan berulang mengikuti garis diagonal. Konon motif ini diciptakan oleh Sultan Agung Hanyakrakusumo.
Sultan Agung menciptakan motif ini karena terinspirasi ombak yang menggulung-gulung saat bermeditasi di Pantai Selatan Jawa. Pada masa dinasti Mataram hingga awal kemerdekaan, motif ini hanya boleh disandang oleh raja dan keturunannya (sentana).
Seiring berjalannya waktu, motif parang mulai jamak digunakan masyarakat umum. Namun saat berada di dalam lingkungan keraton pecahan Mataram, motif parang masih terlarang untuk dikenakan masyarakat biasa.
”Atas dasar aturan ini saya meminta para tamu undangan menyesuaikan aturan tersebut,” katanya.
Gibran mengungkap aturan itu tidak tertulis dalam undangan. Menurutnya, masyarakat sudah tahu secara mendetail aturan tersebut. ”Udah banyak yang tahu,” katanya.