Kairo, Gatra.com - Dua puluh makam yang berusia setidaknya 2.500 tahun kembali ditemukan di sebuah situs arkeologi di Mesir.

Arabnews, Rabu (21/12) melaporkan, makam tersebut terbuat dari batu bata lumpur dan lubang sederhana, dan diperkirakan berasal dari akhir era El-Sawy antara 664 dan 525 SM, yang kemungkinan besar dari dinasti ke-26.

Penemuan itu dilakukan di Tell El-Deir di New Damietta, Mesir utara di mana misi arkeologi Mesir yang berafiliasi dengan Dewan Tertinggi Kepurbakalaan sedang melakukan pekerjaan penggalian.

Baca Juga: Mesir Membuka Makam Kuno yang Baru Ditemukan di Saqqara

Sekretaris jenderal Dewan Tertinggi Kepurbakalaan, Mostafa Waziri mengatakan penemuan itu menambah informasi penting baru tentang sejarah kegubernuran Damietta.

Kepala sektor barang antik dewan Mesir, Ayman Ashmawy mengatakan desain arsitektur makam dan barang-barang tembikar yang ditemukan di dalamnya, telah memberikan indikasi yang baik tentang usia mereka.

Kepala Departemen Pusat Purbakala Hilir Mesir dan Sinai dan misi arkeologi, Qutb Fawzy mengatakan kepingan emas yang juga ditemukan juga digunakan untuk menutupi tubuh mereka yang dikubur juga telah digali, bersama dengan sejumlah jimat penguburan, dan model miniatur kapal. 

Semua itu digunakan untuk mengawetkan bagian tubuh dalam proses mumifikasi.

Baca Juga: Arkeolog Mesir Temukan 110 Makam Kuno di Delta Nil

Direktur Distrik Kepurbakalaan Damietta, Reda Saleh, mengatakan bahwa misi tersebut melanjutkan pekerjaan di situs tersebut, dalam upaya untuk mengungkap rahasia pekuburan Tell El-Deir. Ia menambahkan bahwa temuannya telah mengungkap banyak kebiasaan dan metode penguburan peradaban berturut-turut. 

Pada tahun 2019, para arkeolog menggali dan menemukan tujuh koin emas dari era Bizantium dan sekelompok patung ushabti, yang diukir dengan cartouche Psamtik II, salah satu raja dari dinasti ke-26.

Baca Juga: Mesir Buka Sarkofagus Berusia 3.200 Tahun Lalu, Sekretaris Kerajaan Era Firaun

Menteri pariwisata dan barang antik Mesir, Ahmed Issa mengatakan 250 misi arkeologi dari seluruh dunia saat ini beroperasi di Mesir, serta telah dilakukan 45 penggalian Mesir.

Dia menambahkan bahwa negara itu ingin meningkatkan jumlah pengunjungnya untuk memenuhi target pariwisata.