Jakarta, Gatra.com - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) membukukan realisasi investasi hulu migas RI mencapai US$12,3 miliar atau setara Rp182 triliun. Capaian tersebut naik 12,8% dibandingkan tahun 2021 sebesar US$10,9 miliar.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, mengatakan realisasi investasi hulu migas 2022 menjadi tertinggi dalam tujuh tahun terakhir sejak 2016. Menurutnya, prestasi itu berkat dukungan pemerintah lewat kebijakan insentif ataupun kemudahan investasi lainnya.
"Pencapaian ini menunjukkan adanya kepercayaan terhadap industri hulu migas nasional, bahwa industri ini akan terus berkelanjutan," ujar Dwi dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (18/1).
Baca Juga: SKK Migas Targetkan 1.000 Sumur Pengeboran
Sementara pada tahun 2023 ini, pemerintah menargetkan investasi hulu migas sebesar US$15,5 miliar atau meningkat 26% dibandingkan realisasi investasi 2022. Bahkan, target ambisius itu diketahui lebih tinggi dibandingkan peningkatan investasi global sebesar 6,5%.
Deputi Keuangan dan Komersialisasi, Kurnia Chairi, mengungkapkan efisiensi biaya operasional di hulu migas telah berhasil menghemat penggunaan APBN. Dari yang dianggarkan sebesar US$8,65 miliar hanya terealisasi sebesar US$7,8 miliar atau digunakan hanya sebesar 90,1% dari pagu anggaran.
Baca Juga: Setelah Kemarin Menguat, Begini Prediksi Harga Bitcoin Rabu Ini
Karena itu, peningkatan investasi yang dibarengi dengan efisiensi biaya berhasil mendongkrak penerimaan negara dari sektor hulu migas di tahun 2022 yang mencapai US$18,19 miliar, atau setara Rp269 triliun, atau meningkat 183% dari target yang ditetapkan sebesar US$9,95 miliar.
"Jika dibandingkan dengan data penerimaan negara sejak 2016, penerimaan di tahun 2022 adalah yang paling besar. Untuk tahun 2023 target penerimaan negara ditetapkan sebesar US$15,88 miliar atau meningkat 159% dibandingkan target 2022," imbuhnya.