Home Ekonomi Impor Melulu, Erick Thohir Gaet Frisian Flag Investasi Industri Susu di Indonesia

Impor Melulu, Erick Thohir Gaet Frisian Flag Investasi Industri Susu di Indonesia

Jakarta, Gatra.com - Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pihaknya mendorong perusahaan susu asal Belanda Frisian Flag untuk berinvestasi di Indonesia. Itu dilakukan lantaran 80% dari total konsumsi susu nasional bersumber dari impor.

“Ini yang harus kita intervensi. Salah satunya bagaimana kita kerja sama untuk melihat cattle, bisnis industri sapi, baik daging maupun susu,” ujar Erick dalam keterangan tertulis yang diterima Gatra.com, Jumat (3/2).

Erick pun telah berkunjung ke kantor pusat Frisian Flag di Belanda. Dalam pertemuan itu, kata Erick, Frisian Flag menyatakan tertarik untuk berinvestasi 8.000 – 12.000 ekor sapi.

Baca Juga: Harga Beras Masih Mahal, Dirut Bulog: Paling Lama Satu Minggu Sudah Turun

Industri susu memegang peranan penting dalam mencegah stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi. Data pemerintah menyebut konsumsi susu per kapita masyarakat Indonesia masih sekitar 16,9 kg per kapita per tahun setara susu segar. Angka itu dinilai Erick masih perlu ditingkatkan.

Langkah menggaet Frisian Flag, kata Erick, sejalan dengan salah satu tugas BUMN untuk memperkuat industrialisasi pangan nasional. Seperti diketahui, industrialisasi pangan merupakan bagian dari investasi utama, selain investasi pada hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA).

Industrialisasi pangan perlu terus diperkuat agar kedaulatan pangan bisa tercapai. “Jadi kedaulatan pangan pun harus dipikirkan”, kata Erick.

Baca Juga: Mafia Beras Tak Kunjung Ditangkap, Dirut Bulog: Tidak Harus Dipidana

Untuk mewujudkan kedaulatan pangan, Kementerian BUMN pada 7 Januari 2022 juga telah membentuk Holding BUMN Pangan di bawah bendera ID Food. BUMN yang bergabung di dalamnya terdiri atas PT Rajawali Nusantara Indonesia atau RNI (Persero) sebagai induknya; PT Perusahaan Perdagangan Indonesia; PT Sang Hyang Seri; PT Perikanan Indonesia; PT Berdikari; dan PT Garam.

Erick menegaskan, pembentukan Holding BUMN ini dilakukan untuk menciptakan nilai tambah, efisiensi, penguatan supply chain, hingga inovasi bisnis model. Adanya holding BUMN Pangan juga menjadi prioritas utama dalam transformasi industri pangan mengingat Indonesia sebagai negara agraris.

Setahun setelah pembentukannya, ID Food telah mencatatkan realisasi tanam seluas 326.622 hektare, yang melibatkan petani sebanyak 173.486 orang melalui beberapa komoditas seperti padi, tebu, jagung, sawit dan kopi.

Baca Juga: Soal Penundaan Izin Bursa Kripto, Bappebti: Tidak Mudah, Belum Ada Contoh

ID Food juga terlibat dalam menjaga ketersediaan pangan komoditas minyak goreng dengan mendistribusikan sekitar 90,56 juta liter minyak goreng di 6.500 titik lokasi di Indonesia.

Data Kemenperin menyebut subsektor industri pangan menyokong sebesar 38,38% terhadap PDB industri pengolahan nonmigas pada triwulan II tahun 2022. Selain itu, subsektor industri pangan turut andil besar pada capaian nilai ekspor nasional, dengan menembus angka US$21,35 miliar.

Baca Juga: Ombudsman: 95% Laporan Masyarakat terhadap Bappebti Terkait Investasi Bodong

Industri pangan merupakan subsektor yang menempati peringkat kedua dalam memberikan kontribusi terbesar terhadap investasi industri nonmigas pada triwulan II-2022, dengan capaian Rp22,42 triliun.

Adapun investasi terbesar di sektor pangan, antara lain meliputi industri roti, tepung dan kelapa sawit.

Untuk penyerapan tenaga kerja, jumlah pekerja di sektor industri pangan sebanyak 5,21 juta orang atau berkontribusi 20,87% dari total tenaga kerja sektor industri pengolahan nonmigas yang mencapai 18,64 juta orang.

125